The Story of Indonesian Heritage

Jembatan Jaruman Turen

Sungai atau kali Jaruman adalah salah sungai yang membelah wilayah Turen. Sungai ini merupakan anak Sungai Lesti. Sungai Jaruman berhulu di lereng Gunung Semeru yang berada di daerah Wajak dan bermuara di Sungai Lesti, selatan Desa Suwaru.
Kendati Sungai Jaruman tidak begitu lebar dan panjangnya hanya 17,60 kilometer, akan tetapi nama sungai itu sudah dikenal oleh masyarakat sejak dulu kala. Dalam Prasasti Turyyan bertarikh 929 Masehi terdapat informasi tentang upaya membendung Sungai Jaruman untuk kepentingan pertanian. Bendungan itu dikenal dengan bendungan Turyyan yang lokasinya tidak jauh dari tempat Prasasti Turyyan.



Kemudian memasuki masa Hindia Belanda, kisah Sungai Jaruman ini juga muncul. Ditandai dengan dibangunnya sebuah jembatan untuk lintasan rel trem dari Gondanglegi menuju Dampit. Jembatan itu dikenal dengan Jembatan Jaruman (Spoorbrug op de Jaroeman-rivier bij Malang). Jembatan ini terletak di Desa Tanggung, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi jembatan ini berada di sebelah barat PT Pindad Turen.



Pembangunan jembatan ini berkaitan dengan adanya proyek pembangunan jalur trem Gondanglegi-Talok-Dampit sepanjang 15 kilometer. Pengerjaan jalur trem ini dilakukan oleh Malang Stoomtram Maatschappij (MSM) dimulai pada tahun 1898 dan selesai pada tahun 1899. MSM adalah perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda yang dahulu mengoperasikan jalur trem di sekitar Kabupaten Malang. Perusahaan kereta api (Spoorwegmaatschappij) ini mendapat konsensi pada tahun 1894 dari Pemerintah Hindia Belanda untuk mengerjakan jalur trem (tramwegnet). Konstruksi dilakukan dari tahun 1897 sampai dengan tahun 1908 dengan menghasilkan jalur trem sepanjang 85 kilometer.



Jalur trem sepanjang 15 kilometer tersebut, pembangunannya dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah Gondanglegi-Talok sejauh 7,8 kilometer yang selesai pada tahun 1898. Kemudian dilanjutkan pembangunan tahap kedua, yaitu Talok-Dampit yang selesai pada tahun 1899. Untuk pembangunan Jembatan Jaruman masuk dalam pembangunan tahap pertama. Jadi, jembatan itu selesai dikerjakan pada tahun 1898. Jembatan trem ini ada di sebelah selatan jembatan jalan umum sebelum memasuki Turen dari arah Gondanglegi. Sekarang jembatan trem itu sudah rusak tetapi konstruksi tiang batu yang besar masih berdiri kokoh.
Dalam buku Sepoer Oeap di Djawa Tempo Doeloe (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2017, hal. 258), Olivier Johannes Raap mengisahkan bahwa dulu di jalur trem terlihat rangkaian trem sedang bergerak dari Dampit menuju Malang atau sebaliknya. Satu gerbong barang bersama dua gerbong penumpang dihela oleh sebuah lokomotif seri B17/B24. Lokomotif beroda empat buatan pabrik Hohenzollern (Jerman) ini menggunakan bahan bakar kayu jati atau batu bara dan dapat melaju hingga kecepatan maksimum 30 kilometer per jam.
Ada beberapa tipe lokomotif bentuk kotak yang dulu dipekerjakan oleh berbagai perusahaan kereta api di Jawa. Tipe-tipe kotak itu agak mirip satu dengan yang lainnya. Lokomotif MS inilah yang paling besar dengan panjang 5,9 meter. Dari 13 lokomotif yang dibeli pada periode 1897-1911, saat ini hanya tersisa satu unit yaitu B1706 yang dipajang di Museum Transportasi di Jakarta. *** [290518]
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami