Pada awalnya Cirebon adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa, yang lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah desa ramai yang diberi nama Caruban (bahasa Sunda – campuran) karena di sana bercampur para pedagang dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, adat-istiadat, dan mata pencaharian yang berbeda-beda untuk bertempat tinggal atau berdagang.
Mengingat pada awalnya sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah sebagai nelayan, maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon (udang kecil) di sepanjang pantai serta pembuatan terasi, petis dan garam. Dari istilah air bekas pembuatan terasi (belendrang) dari udang rebon inilah berkembang sebutan cairebon (bahasa Sunda – air rebon) yang kemudian menjadi Cirebon.
Dengan dukungan pelabuhan yang ramai dan sumber daya alam dari pedalaman Cirebon kemudian menjadi sebuah kota besar dan menjadi salah satu pelabuhan penting di pesisir utara Jawa, baik dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan di kepulauan Nusantara maupun dengan bagian dunia lainnya. Selain itu, Cirebon tumbuh menjadi cikal bakal pusat penyebaran agama Islam di Jawa barat. ***
Sumber:
Endar Wismulani, S.Pd., 2007, Kejayaan Bangsa di Zaman Kerajaan, Klaten: Penerbit Cempaka Putih. Hal. 43-44.
Jadi nambah nambah pengetahuan tentang sejarah cirebon yah.. terima kasih gan artikelnya bermanfaat.. salam pariwisata dari HIACE CIREBON Trans..
BalasHapusKalau ada yang mau keliling kota cirebon kontak kami yah.. kami bisa antar kemanapun sepuasnya..
Terima kasih telah berkenan membaca sejarah anak negeri dari blog Kekunaan ini. Semoga bermanfaat, dan terima kasih pula atas informasi dari Agan.
BalasHapusSemoga pembaca dapat berkontak ria dengan Anda.
Salam