Bila
Anda sedang berkunjung ke Kota Malang, jangan lupa sempatkan untuk
berjalan-jalan di seputar Alun-Alun Kota Malang atau yang biasa disebut juga
dengan Alun-Alun Merdeka. Pada kawasan Alun-Alun Merdeka terdapat beberapa
bangunan lawas yang memiliki nilai
sejarah dalam perjalanan Kota Malang yang sarat akan nilai sosial, ekonomi dan
budaya. Salah satunya adalah Gedung Bank Indonesia Malang.
Gedung
bank ini terletak di Jalan Merdeka Utara No. 7 Kelurahan Kidul Dalem, Kecamatan
Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi bank ini berada di sebelah
utara Alun-Alun Kota Malang atau di depan Ramayana Department Store.
Dulu, gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang merupakan gedung Kantor Cabang De Javasche Bank Malang. Gedung De Javasche Bank ini merupakan hasil rancangan Biro Arsitek Hulswit, Fermont dan Ed Cuypers dari Batavia yang mulai dibangun pada tahun 1915 dan resmi dibuka pada 1 Desember 1916.
Berdirinya De Javasche Bank ini tidak terlepas dari kondisi keuangan di Hindia Belanda pada awal abad 18 yang dianggap memerlukan penertiban dan pengaturan sistem pembayaran dalam bentuk lembaga baru dan diwujudkan ketika Raja Willem I menerbitkan Surat Kuasa kepada Komisaris Jenderal Hindia Belanda pada 9 Desember 1826 yang memberikan wewenang kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk membentuk sebuah bank. Pada 24 Januari 1828 didirikan bank sirkulasi berdasarkan Surat Keputusan Jenderal Hindia Belanda No. 25 dan ditetapkan dalam akte pendirian De Javasche Bank.
Pada masa penjajahan Jepang (April 1942) semua kantor De Javasche Bank ditutup dan fungsinya sebagai bank sirkulasi digantikan oleh Nanpo Kaihatsu Bank. Dengan berakhirnya penjajahan Jepang (6 Agustus 1946) dan Sekutu berkuasa kembali. De Javasche Bank beroperasi lagi. Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1951 tertanggal 15 Desember 1951 De Javasche Bank dinasionalisasi (Lembaran Negara Tahun 1951 No. 120) dan Undang-Undang No. 11 Tahun 1953 tertanggal 1 Juli 1953, De Javasche Bank berubah menjadi Bank Indonesia yaitu Bank Sentral Republik Indonesia.
Gaya
bangunan Bank Indonesia di Kota Malang tidak seperti Bank Indonesia yang ada di
Indonesia yang pada umumnya gaya arsitekturnya Neo-Klasik dengan kolom-kolom
Yunani yang tinggi, namun di Malang terkesan modern, dan bentuk arsitekturnya sampai
sekarang relatif tidak mengalami perubahan. Perubahan terjadi saat material
atap diganti setelah peristiwa Bumi Hangus Malang pada Desember 1947. Pemugaran
(restorasi) resmi dilakukan pada tahun 1950-an setelah kondisi Republik
Indonesia stabil, serta pada tahun
1970-an. Bentuk fisik lainnya yang berubah setelah itu adalah penambahan pagar
besi yang kelihatan kokoh. *** [250415]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar