Berwisata
ke Gunung Gumitir yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Jember memiliki
banyak keunggulan, seperti wisata alam, budaya, dan sejarah Nusantara. Hanya
dengan masuk ke kawasan Café & Rest Area Gumitir, pengunjung
bisa menjelajahi keindahan panorama Kebun Gunung Gumitir seluas 200 hektar yang
sejuk dan deretan tanaman kopi di perbukitan, menyaksikan aktivitas masyarakat
di areal perkebunan kopi, serta melihat pabrik pengolahan kopi tinggalan
Belanda.
Pabrik
pengolahan kopi yang berada jauh masuk ke dalam perkebunan dan permukiman ini
berada di ketinggian 450 meter di atas permukaan laut dengan letak koordinat
pada 80ᵒ
16.444ˈ
Lintang Selatan dan 113ᵒ 55.269ˈ Bujur Timur. Cerobong pabrik yang
menjulang, memperlihatkan bahwa pabrik tersebut telah berusia tua. Menurut informasi
yang ada, pabrik ini dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda, dan diresmikan
pada 13 Agustus 1934. Sesuai dengan lokasi keberadaan pabrik tersebut, maka
pabrik yang didirikan tersebut diberi nama “Gunung Gumitir”.
Pabrik Gunung Gumitir ini merupakan pabrik pengolahan kopi dalam industri hulunya, karena keterbatasan mesin yang dimilikinya maka pabrik ini hanya memproduksi olahan kopi dalam keadaan basah. Sehingga, kalau harus menjadi sebuah kopi bubuk harus dibawa ke pabrik yang lebih lengkap fasilitas mesin pengolahannya.
Namun,
pengunjung akan terkesima dengan peralatan yang dimiliki oleh pabrik tersebut.
Pemandu pabrik akan menyambut pengunjung dengan ramah. Diawali dengan
menjelaskan cara sortasi sistem meja di ruangan pertama kali pengunjung
disambut untuk masuk ke dalam pabrik, dilanjutkan dengan meninjau ke sejumlah
ruangan lainnya. Pengunjung juga diajak melihat catador, sebuah alat untuk memisahkan biji kopi yang baik, biji
ringan dan sisa kulit. Sederet dengan catador,
terdapat huller yang berfungsi untuk
mengupas biji kopi berkulit tanduk dan kulit ari, juga grader yang berguna untuk memisahkan biji kopi sesuai dengan ukuran
masing-masing.
Lalu,
tidak jauh dari alat-alat tersebut ada raung
washer untuk mencuci bersih biji kopi yang telah dikupas kulit buahnya pada
pulper. Masuk ke ruang lain,
pengunjung diajak melihat mason dryer
yang berfungsi untuk mengeringkan kopi Hs basah menjadi Hs kering (kadar air
10,5 persen).
Menurut pemandu, kalau pengunjung bertandang pada musim panen, antara bulan Juli – September, maka pengunjung akan berkesempatan melihat langsung proses pengolahan biji kopi robusta (coffea canephora) dari Kebun Gunung Gumitir. Di luar musim panen, praktis tidak ada kegiatan di pabrik.
Setelah
pengunjung dimanjakan oleh keterangan pengolahan kopi serta historisnya,
pengunjung akan menyudahi keliling pabrik tersebut melalui pintu belakang yang
tembus dengan kantor PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Gunung
Gumitir Jember.
Pabrik
yang terletak di Desa Garahan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa
Timur ini, dulunya merupakan pabrik pengolahan kopi milik Perusahaan Perkebunan
Besar milik Pemerintah Kolonial Belanda, akan tetapi sejak Indonesia merdeka,
pabrik ini dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia. Saat dinasionalisasi,
tidak serta merta manajemen diganti melainkan masih mempertahankan kepengurusan
lama yang didominasi oleh orang-orang Belanda, terutama manajernya. Kini,
pabrik tersebut dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII), salah
satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkecimpung dalan masalah
perkebunan. Pabrik ini berada di lokasi salah satu dari 35 unit usaha kebun
yang dikelola PTPN XII di Jawa Timur, dan merupakan pabrik pengolahan yang ada
dari 25 unit pabrik pengolahannya. Sedangkan, PTPN XII sendiri dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 Tahun 1996 tanggal 14 Februari
1996 yang merupakan penggabungan kebun-kebun di Jawa Timur dari eks PTP XXIII,
PTP XXVI dan PTP XXIX. *** [100814]