GPIB Magelang Kebon Polo merupakan gereja Protestan yang tergolong
tua yang ada di Kota Magelang. Bangunan dengan arsitektur yang khas ini masih
berdiri kokoh dengan menara lonceng di atasnya. Siapa yang melintas di daerah tersebut,
akan tertarik melihatnya.
GPIB ini terletak di Jalan Urip Sumoharjo No. 17 Kelurahan Wates,
Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi gereja
ini di sebelah kanannya berbatasan dengan RSUD Tidar Bagian Kebidanan, dan di
sebelah kirinya berbatasan dengan Jalan Sumba menuju SMPN 19 Magelang. Gereja
ini menghadap ke selatan atau ke arah Jalan Urip Sumohardjo.
Berdasarkan prasasti yang terbuat dari batu marmer dengan
menggunakan bahasa Belanda, diketahui bahwa nama resmi gereja ini adalah Deze Maleische Protetantsche Kerk.
Artinya, gereja Protestan untuk orang-orang pribumi yang berasal dari Maluku.
Peletakan batu pertama pembangunan gereja ini dilakukan oleh Azing Bakker pada tanggal 12 November 1923 dan selesai pada tahun 1927 dengan bantuan dari warga Protestant dan tentara Hindia Belanda. Bangunan gereja ini merupakan karya arsitek kondang pada masa itu yang bernama Van Melle. Hal ini ditegaskan pada prasasti yang berada di timur pintu gereja, yaitu: Architecten van Melle en Klomp Magelang.
Bangunan gereja seluas 225 m² yang berdiri di atas lahan seluas 980 m² ini memiliki langgam Neo-Gothic yang hampir serupa dengan GPIB Magelang Alun-Alun dengan fasade yang menjulang. Dengan konstruksi pintu dan jendela yang tinggi nampak sebagai ciri arsitektur yang dikembangkan oleh arsitek Belanda yang disesuaikan dengan iklim tropis lembab yang ada di Kota Magelang. Di atas pintu masuk utama gereja yang terbuat dari kayu jati berkualitas ini, terdapat balkon. Balkon ini dibangun pada tahun 1927 yang digunakan untuk tempat musik pengiring kebaktian.
Sesungguhnya, pembangunan gereja ini merupakan perluasan dari GPIB
yang berada di sebelah utara Alun-Alun Kota Magelang. Dulu, GPIB Magelang Alun-Alun diperuntukkan bagi orang-orang Eropa, sedangkan GPIB Magelang Kebon
Polo digunakan untuk jemaat pribumi yang kebanyakan dari tentara KNIL dan
keluarganya yang pada umumnya berasal dari Ambon atau Maluku. Karena itulah, di
kemudian hari gereja ini juga dikenal dengan sebutan Gereja Ambon, dan lokasinya
pun berada di sebelah utara dari Kompleks Kaderschool
(kini dikenal dengan Rindam IV/Diponegoro). *** [201214]