The Story of Indonesian Heritage

  • Istana Ali Marhum Kantor

    Kampung Ladi,Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat)

  • Gudang Mesiu Pulau Penyengat

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Benteng Bukit Kursi

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Kompleks Makam Raja Abdurrahman

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Mesjid Raya Sultan Riau

    Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

Tampilkan postingan dengan label Sejarah Stasiun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Stasiun. Tampilkan semua postingan

Stasiun Kereta Api Sukowono

Stasiun Kereta Api Sukowono (SKW) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Sukowono merupakan salah satu stasiun kereta api kelas III/kecil yang berada di bawah manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember dengan ketinggian +344  m di atas permukaan laut. Stasiun ini terletak di Jalan Panglima Besar Jenderal Sudirman, Desa Sukowono, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di sebelah timur Kantor Camat Sukowono ± 100 m.
Bangunan stasiun ini merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda, yang didirikan bersamaan dengan pengerjaan jalur rel kereta api Kalisat-Situbondo-Panarukan. Jalur tersebut dibuka untuk umum pada tanggal 1 Oktober 1897. Pembangunannya dilakukan oleh perusahaah kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS), sebagai bagian dari proyek jalur kereta api untuk jalur timur yang kelas 2 (Oosterlijnen-2).

Foto: Stasiun Sukowono (Rossi)

SS sendiri terbagi dalam beberapa wilayah operasional. SS Oosterlijnen mendominasi area jalur kereta api di Jawa Timur (terutama wilayah selatan dan timur) dan sedikit di wilayah timur Jawa Tengah. Termasuk jalur SS yang menyatu dengan jalur NIS di lintas Yogyakarta-Solo, yang berlanjut dari Solo ke Madiun.
Pembangunan Stasiun Sukowono ini dilatarbelakangi oleh kepentingan ekonomi. Daerah Sukowono merupakan salah satu daerah yang direncanakan akan menjadi penghasil tembakau di wilayah Jember pada waktu itu. Keberadaan stasiun ini didirikan untuk mengantisipasi adanya perkebunan tembakau di daerah Sukowono (tabaksvelden op onderneming Soekowono) yang ketika itu masih berada di bawah Karesidenan Besuki.

Foto: Stasiun Sukowono tampak depan (Rossi)

Salah satu perusahaan tembakau yang cukup terkenal di Sukowono saat itu adalah NV Landbouw Maatschappij Soekowono (DLMS) te Amsterndam. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1898 itu berlokasi di Sukowono tapi kantor pusatnya berada di Amsterdam, Belanda.
Perusahaan DLMS memiliki banyak tenaga kerja, baik pribumi maupun orang Eropa. Awal Stasiun Sukowono dioperasikan, banyak tenaga kerja orang Eropa yang menjadi penumpang kereta api menuju Jember maupun Penarukan pulang pergi (pp). Kemudian ketika tembakau sudah memasuki musim panen, pengangkutan tembakaunya juga berangkat dari stasiun tersebut menuju ke Pelabuhan Panarukan.

Foto: Beberapa karyawan perusahaan tembakau Sukowono di Stasiun Sukowono pada tahun 1910 (sumber: https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/)

Bangunan Stasiun Sukowono lebih besar daripada Stasiun Sukosari namun keduanya memiliki nasib yang sama, yaitu menjadi stasiun non aktif. Stasiun Sukowono dinonaktifkan pada tahun 2004 seiring meredupnya kereta api yang konon diperkirakan kalah bersaing dengan angkutan pribadi maupun angkutan umum lainnya.
Mangkraknya bangunan stasiun yang berlarut-larut tersebut menyebabkan kerusakan terhadap bangunan stasiun tersebut. Plester dinding banyak yang mengelupas, atap seng banyak berlubang, pintu dan jendela terlihat kusam, rel kereta api ada raib, dan emplasemennya tertutup semak belukar.
Dulu, stasiun ini memiliki dua jalur rel dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Arah selatan menuju ke Stasiun Sukosari, dan yang ke arah utara menuju ke Stasiun Tamanan.
Bangunan yang seharusnya menjadi cagar budaya dalam perkeretaapian Indonesia ini malah dibiarkan usianya digerogoti dengan kelapukan bila tiada perawatan yang semestinya. Hal ini mengundang keprihatinan tersendiri. *** [031219]

Kepustakaan:
Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Deventer-Antwerpen: Kluwer Technische Boeken
Prayogo, Yoga Bagus., dkk. (2017). Kereta Api di Indonesia: Sejarah Lokomotif Uap. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher
https://www.colonialbusinessindonesia.nl/en/database-en/catalog/item/soekowono-landbouw-7
https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/912904?solr_nav%5Bid%5D=da2cc8bd98d7ec3e1a71&solr_nav%5Bpage%5D=2&solr_nav%5Boffset%5D=3
http://www.studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten2.htm

Share:

Stasiun Kereta Api Sukosari

Stasiun Kereta Api Sukosari (SKS) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Sukosari, merupakan salah satu stasiun kereta api halte (kecil) yang berada di bawah manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember dengan ketinggian +321 m di atas permukaan laut. Stasiun ini terletak di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di sebelah selatan Toko Serba Murah Maju Jaya, atau Ahli Gigi Maju Jaya.
Menurut catatan sejarah yang ada, stasiun ini didirikan pada tahun 1901 selang 4 tahun jalur rel kereta api Kalisat-Situbondo-Panarukan diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1897. Jalur tersebut merupakan bagian dari proyek jalur kereta api untuk jalur timur yang kelas 2 (Oosterlijnen-2), yang dikerjakan oleh perusahaah kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1897.

Foto: Stasiun Sukosari (Rossi)

SS sendiri terbagi dalam beberapa wilayah operasional. SS Oosterlijnen mendominasi area jalur kereta api di Jawa Timur (terutama wilayah selatan dan timur) dan sedikit di wilayah timur Jawa Tengah. Termasuk jalur SS yang menyatu dengan jalur NIS di lintas Yogyakarta-Solo, yang berlanjut dari Solo ke Madiun.
Bangunan Stasiun Sukosari ini cukuplah sederhana dan kecil. Bangunan yang sebelah utara berdinding kayu, dan yang bagian selatan berdinding tembok plester. Memang sejak dididirikan, bangunan ini merupakan sebuah halte pemberhentian kereta api, atau lebih dari stasiun kelas III/kecil.
Yang menarik untuk digali lebih lanjut adalah perihal halte ini dibangun setelah 4 tahun jalur kereta Kalisat-Situbondo-Panarukan dibuka untuk umum. Umumnya halte maupun stasiun itu dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api. Biasanya hal ini bisa terjadi bilamana di daerah tersebut memiliki keuunggulan tersendiri, seperti kepadatan penduduknya, dekat dengan lokasi pabrik gula maupun di daerah tersebut mempunyai komoditas pertanian unggulan yang bisa diangkut ke Pelabuhan Penarukan kala itu.

Foto: Emplasemen Stasiun Sukosari (Rossi)

Dulu, halte ini tergolong ramai bagi penumpang yang ingin bepergian ke Jember-Panarukan pulang pergi (pp). Namun, halte yang memiliki satu jalur ini kemudian dinonaktifkan pada tahun 2004 seiring meredupnya kereta api yang konon diperkirakan kalah bersaing dengan angkutan pribadi maupun angkutan umum lainnya. Semula, dari halte tersebut, arah rel yang menuju ke selatan adalah menuju ke Stasiun Ajung (sekarang sudah rata dengan tanah), dan yang mengarah ke utara menuju ke Stasiun Sukowono.
Bekas bangunan halte tersebut masih terlihat utuh. Fasadnya juga masih kelihatan, akan tetapi terlihat kurang terawat dengan baik. Kotor dan kumuh.
Terbersit kabar, halte ini akan dihidupkan kembali seiring dengan akan diaktifkan lagi jalur rel Kalisat-Situbondo-Panarukan. Geliat itu muncul karena aktivitas di Panarukan berdenyut kembali pada tahun 2010. PT Samudera Inti Perkasa, perusahaan penyuplai batu bara PT Semen Puger Jember, memelopori lagi bongkar muat di sana. Selama tiga hari, 260 dump truck mengangkut batu bara menuju Jember. Kondisi inilah yang menjadi alasan untuk mengaktifkan kembali kereta api di jalur tersebut. Kalau ada kereta diperkirakan hanya perlu satu kali pengiriman. *** [021219]

Kepustakaan:
Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Deventer-Antwerpen: Kluwer Technische Boeken
Prayogo, Yoga Bagus., dkk. (2017). Kereta Api di Indonesia: Sejarah Lokomotif Uap. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher
http://wikimapia.org/21277856/id/Stasiun-Sukosari
https://majalah.tempo.co/read/140989/napas-baru-spoorwegen-kalisat-panarukan?hidden=login

Share:

Stasiun Kereta Api Manonjaya

Stasiun Kereta Api Manonjaya (MNJ) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Manonjaya, merupakan salah satu stasiun kereta api kelas III/kecil yang berada di bawah manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasai (Daop) 2 Bandung dengan ketinggian +292 m di atas permukaan laut. Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun, Desa Manonjaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Lokasi stasiun ini berada di sebelah barat daya Masjid Agung Manonjaya ± 700 m.

Foto: Stasiun Manonjaya (Agus Krisnanto)

Bangunan Stasiun Manonjaya merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda. Pembangunannya bersamaan dengan adanya pembangunan jalur rel kereta api Cibatu-Tasikmalaya-Banjar-Maos sepanjang 174 kilometer, yang dilakukan oleh perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS). Pengerjaan dilaksanakan dari tahun 1893 hingga tahun 1894 sebagai bagian dari proyek jalur kereta api untuk jalur bagian barat (Westerlijnen).
Jalur Cibatu-Tasikmalaya-Banjar-Maos ini, pengerjaannnya dibagi ke dalam 5 seksi. Untuk pembangunan Stasiun Manonjaya termasuk dalam seksi 3. Seksi 3 berkedudukan di Ciamis dimulai dari Tasikmalaya sampai Citanduy menyeberang di Balokan sejauh 28.819 meter, dan seluruh jalur Cibatu-Tasikmalaya-Banjar-Maos  tersebut dapat diselesaikan dan dibuka untuk umum pada tanggal 1 November 1894.
Stasiun Manonjaya memiliki tiga jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Arah barat menuju ke Stasiun Awipari, dan yang mengarah ke timur laut menuju ke arah Stasiun Ciamis. Sedangkan, jalur 1 dan 3 digunakan untuk pembelokan kereta api manakala terjadi persilangan atau persusulan antarkereta.
Saat ini Stasiun Manonjaya tergolong sepi karena di stasiun tersebut tidak ada aktivitas menaikkan maupun menurunkan penumpang. Layanan yang ada hanya untuk persilangan dan persusulan antarkereta api saja. *** [011219]

Kepustakaan:
Mulyana, Agus. (2017). Sejarah Kereta Api di Priangan. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Deventer-Antwerpen: Kluwer Technische Boeken
______ . (2014). Buku Informasi Perkeretaapian Tahun 2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
http://www.studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm
Share:

Stasiun Kereta Api Langen

Stasiun Kereta Api Langen (LN) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Langen, merupakan salah satu stasiun kereta api kelas III/kecil yang berada di bawah manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto yang berada pada ketinggian +16 m di atas permukaan laut. Stasiun ini terletak di Jalan Garuda, Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat. Lokasi stasiun ini berada di sebelah barat laut Alun-alun Langensari ± 350 m.
Stasiun Langen merupakan stasiun yang berada di Daop 5 Purwokerto tapi berlokasi di Jawa Barat, dan kebetulan letaknya berada paling timur di jalur selatan di Jawa Barat.
Menurut Koloniale Verslag  1893-1894 (Agus Mulyana, 2017: 108) disebutkan bahwa, seluruh jalur rel kereta api Warungbandrek-Cilacap dapat diselesaikan dan dibuka untuk umum pada tanggal 1 November 1894. Jalur ini merupakan bagian dari proyek pembangunan jalur rel Cibatu-Tasikmalaya-Banjar-Maos sepanjang 174 kilometer, yang dikerjakan oleh perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS), dari tahun 1893 sampai dengan tahun 1894, sebagai bagian dari proyek jalur kereta api untuk jalur bagian barat (Westerlijnen).

Foto : Stasiun Langen (Agus Krisnanto)

Pada saat jalur tersebut diresmikan, Stasiun Langen masih merupakan perhentian (stoplat atau halte). Fungsinya masih untuk persinyalan atau persilangan kereta api saja sehingga bangunannya pun diperkirakan masihlah cukup sederhana. Namun seiring perkembangan di daerah Banjar dan Langensari, berdasarkan Haltestempels Nederlands Indië 1883-1891/1950 terdapat perubahan titik garis jumlah pemberhentian. Stasiun Langen yang semula berupa stoplat kemudian pada tahun 1922 dibangun menjadi stasiun kecil seperti sekarang ini.
Hal ini tidak terlepas dari latar belakang sejarah wilayah dan komunitas Langen yang begitu erat kaitannya dengan keberadaan perkebunan karet yang bernama Perkebunan Karet Langen. Pada masa itu tampaknya Belanda berhasil mengelola perkebunan karet Langen dengan baik hingga luas wilayahnya pun mencapai 1.500 hektar lebih. Sudah tentu dengan perkebunan seluas itu, mereka memerlukan tenaga kerja yang lumayan banyak dan sarana transportasi yang memadai untuk mengirim hasil karetnya menuju keluar Langen.
Pembangunan kereta api yang melintasi daerah Langen diharapkan dapat meningkatkan arus pengiriman komoditas pertanian yang ada di daerah tersebut dengan cepat dan aman dibandingkan ketika masih menggunakan angkutan pedati yang ditarik oleh sapi atau kerbau.
Stasiun Langen ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Arah barat menuju ke Stasiun Banjar, dan yang arah timur menuju ke Stasiun Meluwung.
Sedangkan jalur 1 dan 3 digunakan sebagai jalur belok untuk perhentian kereta api ketika terjadi persilangan atau persusulan antarkereta. Panjang masing-masing jalur berbeda-beda, jalur 1 mempunyai panjang 323 m sementara jalur 2 dan 3 memiliki panjang yang sama, yaitu 345 m. Kendati Stasiun Langen ini tergolong kecil akan tetapi stasiun ini telah menggunakan sistem persinyalan elektrik.
Dulu stasiun ini pernah ramai karena adanya aktivitas menaikkan maupun menurunkan penumpang dengan kereta api kelas ekonomi, namun sekarang aktivtas tersebut sudah tidak ada lagi sehingga stasiun ini terlihat sepi. Layanan yang dimiliki saat ini hanya untuk persilangan atau persusulan antarkereta api saja. Meskipun demikian, keberadaan Stasiun Langen ini menjadi keunikan tersendiri bagi Kota Banjar, karena dalam satu kota terdapat dua stasiun kereta api yang berlainan Daop. Stasiun Banjar yang berada di sebelah baratnya masuk dalam Daop 2 Bandung sedangkan Stasiun Langen masuk dalam Daop 5 Purwokerto. *** [291119]

Kepustakaan:
Mulyana, Agus. (2017). Sejarah Kereta Api di Priangan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Deventer-Antwerpen: Kluwer Technische Boeken.
Sumarsono. & Sucipto, Toto. & Indonesia. Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Kebudayaan Masa Kini.  (1998).  Budaya masyarakat perbatasan : studi tentang corak dan pola interaksi sosial pada masyarakat Kecamatan Langensari, Propinsi Jawa Barat.  Jakarta :  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Kebudayaan Masa Kini.
http://www.studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm



Share:

Stasiun Kereta Api Warungbandrek

Stasiun Kereta Api Warungbandrek (WB) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Warungbandrek, merupakan salah satu stasiun kereta api kelas III/kecil yang berada di bawah manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop 2) Bandung yang berada pada ketinggian +612 m di atas permukaan laut. Stasiun ini terletak di Jalan Raya Sukamerang, Desa Sukalilah, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Lokasi stasiun ini berada di sebelah tenggara Masjid Al-Muawanah ± 230 m.
Pembangunan stasiun ini tidak terlepas dengan adanya pembangunan jalur rel kereta api Cibatu-Tasikmalaya-Banjar-Maos yang dikerjakan oleh perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS), dari tahun 1893 sampai dengan tahun 1894, sebagai bagian dari proyek jalur kereta api untuk jalur bagian barat (Westerlijnen).

Foto : Stasiun Warungbandrek (Agus Krisnanto)

Jalur sepanjang 174 kilometer ini, pengerjaannya dibagi ke dalam 5 seksi, yaitu seksi 1 dari halte Cibatu sampai dengan halte Trowek (sekarang dikenal dengan Stasiun Cirahayu), seksi 2 dari Trowek menuju Tasikmalaya, seksi 3 dari Tasikmalaya ke Citanduy menyeberang di Balokan, seksi 4 dari Balokan sampai Cilongkrang, dan seksi 5 dari Cilongkrang sampai sambungan di jalur Yogyakarta-Cilacap pada halte Kasugihan.
Semula, Stasiun Warungbandrek ini merupakan sebuah halte pemberhentian kereta api saja. Pada tahun 1893 jalur Cibatu-Tasikmalaya sudah selesai dibangun dan dapat digunakan untuk umum pada 16 September 1893. Hal ini sekaligus juga menandai diresmikannya halte Warungbandrek pada waktu itu.
Jalur Cibatu-Tasikmalaya ini merupakan jalur pegunungan (berglijn) dengan kemiringan mencapai 25‰. Kondisi geografi yang demikian ini menyebabkan pembangunan jalur tersebut dilaksanakan secara bertahap yang terbagi ke dalam beberapa seksi. Dari Cibatu hingga Ciawi jalan kereta yang dibangun pada daerah pegunungan dengan kondisi jalan yang berbelok-belok. Dalam Kolonial Verslag 1893-1894, yang dikutip dari Agus Mulyana (2017: 106), dijelaskan bahwa tanah yang berada di daerah pegunungan biasanya labil. Penggalian tanah pada seksi 1 dan 2 menimbulkan masalah. Masalah yang timbul adalah adanya cadas keras dan sering adanya getaran bumi. Pada seksi 1, penggalian tanah melewati daerah cadas yang keras. Untuk menghancurkan cadas yang keras di seksi 1 digunakan dinamit.
Tak mengherankan bila pembangunan jalur yang melintasi stasiun Warungbandrek ini dulunya memerlukan biaya yang tak kecil. Karena jalur tersebut harus mengitari Gunung Talagobodas yang rawan akan pergeseran tanah.
Stasiun Warungbandrek memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Arah barat laut menuju Stasiun Cibatu, dan arah timur menuju ke Stasiun Bumi Waluya.
Setiap hari stasiun ini terlihat sepi, karena di stasiun itu sudah tidak ada aktivitas menaikkan maupun menurunkan penumpang. Layanan yang dimiliki saat ini hanya untuk persilangan dan persusulan antarkereta api. *** [271119]

Kepustakaan:
Mulyana, Agus. (2017). Sejarah Kereta Api di Priangan. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Deventer-Antwerpen: Kluwer Technische Boeken
______ . (2014). Buku Informasi Perkeretaapian Tahun 2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
https://opencorpdata.com/place/ChIJcQjq147KaC4RIMBbdNutr0A
http://www.studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm
Share:

Stasiun Kereta Api di Daop 9 Jember

Daerah Operasi (Daop) 9 Jember merupakan Daerah Operasi dengan wilayah yang terbentang dari Stasiun Bangil (barat) sampai dengan Stasiun Banyuwangi (timur) melintasi stasiun-stasiun di wilayah Provinsi Jawa Timur bagian timur.
Berikut adalah stasiun-stasiun di Daop 9 Jember yang masih meninggalkan kekunaan pada bangunan stasiunnya:

Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun Pasuruan, Kelurahan Trajeng, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Rejoso
Stasiun ini terletak di Jalan raya Rejoso, Desa Arjosari, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Desa Ranu Klindungan, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Jalan Raya Tongas, Desa Bayeman, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Jalan Kyai Haji Mas Mansyur No. 26 Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Jalan Raya Leces (Probolinggo-Lumajang), Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Desa Malasan Wetan, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Desa Meninjo, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun Klakah No. 11 Desa Mlawang, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Randuagung
Stasiun ini terletak di Jalan Raya Randuagung-Sumberbatu, Desa Randuagung, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Jatiroto
Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun Jatiroto, Desa Jatiroto, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Tanggul
Stasiun ini terletak di Desa Tanggul Kulon, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Bangsalsari
Stasiun ini terletak di Desa Bangsalsari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Mangli
Stasiun ini terletak di Jalan Brawijaya, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Jalan Wijaya Kusuma No. 5 Kelurahan Jemberlor, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Arjasa
Stasiun ini terletak di Jalan Raya Jember-Bondowoso, Desa Patemon, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kotok
Stasiun ini terletak di Desa Gumuksari, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kalisat
Stasiun ini terletak di Jalan HOS Cokroaminoto No. 1 Desa Kalisat, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Ledokombo
Stasiun ini terletak di Desa Sumberlesung, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sempolan
Stasiun ini terletak di Desa Sempolan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Garahan
Stasiun ini terletak di Desa Garahan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Mrawan
Stasiun ini terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kalibaru
Stasiun ini terletak di Jalan Raya Jember-Banyuwangi, Desa Kalibaruwetan, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

Halte Krikilan
Halte ini terletak di Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Glenmore
Stasiun ini terletak di Kelurahan Sepanjang, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sumberwadung
Stasiun ini terletak di Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Temuguruh
Stasiun ini terletak di Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Singojuruh
Stasiun ini terletak di Desa Singojuruh, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Rogojampi
Stasiun ini terletak di Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Karangasem
Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun Karangasem, Desa Bakungan, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Argopuro
Stasiun ini terletak di Desa Klatak, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Banyuwangi (ditutup tahun 1985)
Stasiun ini terletak di Desa Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Jati (ditutup tahun 1980)
Stasiun ini terletak di Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Dringu (ditutup tahun 1976)
Stasiun ini terletak di Jalan Raya Dringu, Desa Dringu, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Gending (ditutup tahun 1976)
Stasiun ini terletak di Desa Gending, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Pajarakan (ditutup sekitar tahun 1960-an)
Stasiun ini terletak di Jalan Raya Pajarakan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kraksaan (ditutup sekitar tahun 1960-an)
Stasiun ini terletak di Jalan Raya Panglima Sudirman, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Tmur

Stasiun Paiton (ditutup sekitar tahun 1960-an)
Stasiun ini terletak di Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Ajung (ditutup tahun 2004)
Stasiun ini terletak di Desa Ajung, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sukosari (ditutup tahun 2004)
Stasiun ini terletak di Desa Sukosari, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sukowono (ditutup tahun 2004)
Stasiun ini terletak di Jalan Panglima Besa Sudirman, Sukowono, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Tamanan (ditutup tahun 2004)
Stasiun ini terletak di Tamanan, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Grujugan (ditutup tahun 2004)
Stasiun ini terletak di Desa Kejawan, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Bondowoso (ditutup tahun 2004)
Stasiun ini terletak di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Bonosare (ditutup tahun 2004)
Stasiun ini terletak Wonosari, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Prajekan (ditutup tahun 2004)
Stasiun ini terletak di Prajekan, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kalibagor (ditutup tahun 2004)
Stasiun ini terletak di Desa Kalibagor, Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Situbondo (ditutup tahun 2004)
Stasiun ini terletak di Desa Sumber Kolak, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Panarukan (ditutup tahun 2004)
Stasiun ini terletak di Jalan Raya Pobrolinggo-Situbondo, Desa Kliensari, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Dadapan (ditutup tahun 1985)
Stasiun ini terletak di Desa Dadapan, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur
Share:

Stasiun Kereta Api di Daop 8 Surabaya

Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya merupakan Daerah Operasi dengan wilayah yang terbentang dari Stasiun Bojonegoro (barat) sampai dengan Stasiun Blitar (selatan) dan Stasiun Mojokerto (barat) melintasi stasiun-stasiun di wilayah Provinsi Jawa Timur.
Berikut adalah stasiun-stasiun di Daop 8 Surabaya yang masih meninggalkan kekunaan pada bangunan stasiunnya:

Stasiun Benteng
Stasiun Benteng terletak di Jalan Stasiun Benteng, Kelurahan Ujung, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sidotopo
Stasiun Sidotopo terletak di Jalan Sidotopo Wetan, Kelurahan Simokerto, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kalimas
Stasiun Kalimas terletak di Jalan Jakarta Barat, Kelurahan Perak Utara, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Mesigit
Stasiun Mesigit terletak di Kelurahan Jepara, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Surabaya Pasarturi
Stasiun Surabaya Pasarturi terletak di Jalan Semarang No. 1 Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Surabaya Kota
Stasiun Surabaya Kota terletak di Jalan Stasiun Kota No. 9 Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Gubeng terletak di Jalan Stasiun Gubeng, Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Wonokromo terletak di Jalan Stasiun Wonokromo No. 1 Kelurahan Jagir, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Tandes
Stasiun Tandes terletak di Kelurahan Tandes Lor, Kecamatan Tandes, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kandangan
Stasiun Kandangan terletak di Kelurahan Banjarsugihan, Kecamatan Tandes, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Indro
Stasiun Indro terletak di Kelurahan Sidorukun, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Gresik
Stasiun Gresik terletak di Kelurahan Pekelingan, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Benowo
Stasiun Benowo terletak di Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Cerme
Stasiun Cerme terletak di Desa Cerme Lor, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sumari
Stasiun Sumari terletak di Desa Tirem, Kecamatan Duduk Sampeyan, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Lamongan terletak di Jalan Panglima Sudirman No. 27 Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Pucuk terletak di Jalan Raya Pucuk atau Gresik-Babat, Desa Pucuk, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sumlaran terletak di Jalan Raya Sukodadi atau Gresik-Babat, Desa Sukodadi, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Babat
Stasiun Babat terletak di Kelurahan Babat, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sroyo
Stasiun Sroyo terletak di Desa Sroyo, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Bojonegoro terletak di Jalan Gajah Mada No. 65, Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Waru
Stasiun Waru terletak di Jalan Raya Waru, Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Gedangan, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sidoarjo terletak di Jalan Diponegoro No. 1 Kelurahan Lemahputro, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Tanggulangin terletak di Jalan Raya Tanggulangin, Desa Kalitengah, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Jalan Raya Porong, Kelurahan Porong, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Bangil terletak di Jalan Gajah Mada, Desa Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Wonokerto
Stasiun Wonokerto terletak di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Bangil terletak di Jalan Sukorejo-Bangil, Desa Glagahsari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sengon terletak di Jalan Stasiun Sengon Agung, Desa Sengonagung, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Lawang terletak di Jalan Thamrin, Kelurahan Lawang, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Singosari terletak di Jalan Stasiun, Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Blimbing terletak di Jalan Laksda Adi Sucipto-Stasiun Blimbing, Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kota Baru Malang terletak di Jalan Trunojoyo No. 10 Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Malang Kota Lama terletak di Jalan Kolonel Soegiono, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kereta Api Kendalpayak
Stasiun ini terletak di Jalan Adi Mulya No. 35 Dusun Watudakon RT 04 RW 05 Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur
 
Stasiun Bululawang
Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun No. 9 RT. 18 RW. 05 Desa Bululawang, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur
 
Stasiun Gondanglegi
Stasiun ini terletak di Jalan Suropati, Kampung Stasiun RT. 05 RW. 03 Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang

Stasiun Dampit
Stasiun ini terletak di Jalan Pajang RT. 04 RW. 06 Kelurahan Dampit, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur
 
Stasiun Pakisaji
Stasiun Pakisaji terletak di Jalan Stasiun RT. 15 RW. 03 Desa Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kepanjen terletak di Jalan Banurejo, Desa Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Ngebruk terletak di Jalan Stasiun Ngebruk, Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sumberpucung terletak di Jalan Stasiun, Desa Sumberpucung, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Pohgajih terletak di Jalan Pohgajih, Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kesamben terletak di Jalan Stasiun, Desa Kesamben, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Wlingi terletak di Jalan Stasiun, Desa Beru, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sepanjang terletak di Jalan Stasiun Sepanjang, Desa Wonocolo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Boharan
Stasiun Boharan terletak di Desa Keboharan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Krian
Stasiun Krian terletak di Desa Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kedinding
Stasiun Kedinding terletak di Desa Kedinding, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Jalan Jatisari-Tempuran, Desa Tarik, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Prambon
Stasiun Prambon terletak di Desa Kedungwonokerto, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Tulangan
Stasiun Tulangan terletak di Desa Tulangan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Mojokerto terletak di Jalan Bhayangkara No. 20 Kelurahan Miji, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Provinsi Jawa Timur
Share:

Stasiun Kereta Api di Daop 7 Madiun

Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun merupakan Daerah Operasi dengan wilayah yang terbentang dari stasiun Walikukun (barat) sampai dengan stasiun Curahmalang (timur) dan stasiun Rejotangan (selatan) melintasi stasiun-stasiun di wilayah Provinsi Jawa Timur.
Berikut adalah stasiun-stasiun di Daop 7 Madiun yang masih meninggalkan kekunaan pada bangunan stasiunnya:

Stasiun Walikukun terletak di Jalan Stasiun Walikukun, Desa Walikukun, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kedunggalar terletak di Jalan Stasiun, Dusun Pulorejo RT. 03 RW. 08 Desa Kedunggalar, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Paron terletak di Jalan Raya Paron, Desa Paron, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Geneng terletak di Jalan PG Soedhono, Desa Tepas, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Barat terletak di Jalan Stasiun Barat, Desa Karangsono, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Madiun terletak di Jalan Kompol Sunarnyo No. 6A Kelurahan Madiun Lor, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Babadan terletak di Jalan Babadan No. 4 Desa Dimong, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Caruban terletak di Jalan Stasiun Caruban, Desa Krajan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Saradan terletak di Jalan Stasiun RT.01 Rw.01 Desa Sugihwaras, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Wialangan terletak di Jalan Stasiun Wilangan, Desa Wilangan, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur.

Stasiun Bagor terletak di Jalan Raya Madiun-Nganjuk, Desa Paron, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Nganjuk terletak di Jalan Raya PB Sudirman, Desa Mangundikaran, Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sukomoro terletak di Jalan Raya Kertosono-Nganjuk, Desa Sukomoro, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Baron terletak di Jalan Raya Kertosono - Nganjuk, Desa Baron, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kertosono terletak di Jalan Stasiun, Desa Banaran, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sembung terletak di Jalan Raya Perak, Desa Sembung, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Jombang terletak di Jalan Jenderal Basuki Rachmat No. 1 Kelurahan Jombatan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Desa Perterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sumobito terletak di Desa Sumobito, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Curahmalang terletak di Desa Budugsidorejo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Purwoasri terletak di Kelurahan Purwoasri, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Papar terletak di Kelurahan Papar, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Minggiran terletak di Desa Minggiran, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Susushan terletak di Jalan Raya Kertosono-Kediri, Kelurahan Gampengrejo, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kediri terletak di Jalan Stasiun, Kelurahan Semampir, Kecamatan Kediri, Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Ngadiluwih terletak di Jalan Stasiun Ngadiluwih, Desa Ngadiluwih, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Kras terletak di Jalan Stasiun Kras, Desa Purwodadi, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Ngujang terletak di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Tulungagung terletak di Jalan Pangeran Antasari No. 7 Kelurahan Kauman, Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Sumbergempol terletak di Jalan Tulungagung-Blitar, Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Jalan Tulungagung-Blitar, Lingkungan 06 Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur

Stasiun ini terletak di Jalan Tulungagung-Blitar, Desa Rejotangan, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Blitar terletak di Jalan Mastrip No. 75, Kelurahan Kepanjenkidul, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Garum terletak di Desa Tawangsari, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur

Stasiun Talun terletak di Jalan Stasiun RT.02 RW.01 Kelurahan Talun, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur
Share:

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami