The Story of Indonesian Heritage

  • Istana Ali Marhum Kantor

    Kampung Ladi,Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat)

  • Gudang Mesiu Pulau Penyengat

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Benteng Bukit Kursi

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Kompleks Makam Raja Abdurrahman

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Mesjid Raya Sultan Riau

    Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

Tampilkan postingan dengan label Cirebon. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cirebon. Tampilkan semua postingan

Gedung Bank Mandiri KCP Cirebon Jalan Kantor

Pada waktu VOC menguasai Cirebon, mereka menjadikannya sebagai kota pelabuhan yang cukup ramai. Kemudian ketika diteruskan oleh Pemerintah Hindia Belanda, Cirebon semakin berkembang menjadi pusat pemerintahan, dan perdagangan. Alhasil, pemerintah Hindia Belanda mengembangkan wilayah tersebut menjadi wilayah perkotaan kolonial yang cukup ramai.
Selain gedung pemerintahan, para pengusaha Belanda juga berdatangan untuk mendirikan sejumlah bangunan guna menjalankan aktivitas ekonominya di Cirebon. Sehingga, banyak bangunan peninggalan kolonial yang ada di Cirebon. Salah satu di antaranya adalah Gedung Bank Mandiri KCP Cirebon Jalan Kantor.
Gedung bank ini terletak di Jalan Kantor No. 4 Kampung Kamiran, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Lokasi gedung bank ini berada di samping Klenteng Tiao Kak Sie, atau berseberangan dengan Gedung BAT Cirebon.
Gedung Bank Mandiri ini semula bernama Kantoor van Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij te Cheribon. Dibangun pada tahun 1920 dengan menggunakan hasil rancangan dari biro arsitek bernama NV Architecten en Ingenieursbureau Job en Sprey.



Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij (NIEM) merupakan sebuah perusahaan di Hindia Belanda yang bergerak di bidang perbankan, dan juga menjadi pemegang monopoli pembelian hasil bumi di Hindia Belanda serta melakukan penjualan ke luar negeri. Didirikan oleh Paulus Tiedeman Jr, dan Carl Frederik Wilhelm Wiggers van Kerchem di Batavia pada tahun 1857.
Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi NV Escomptobank di mana selanjutnya pada tahun 1958 berganti status menjadi PT Escomptobank. Kemudian pada tahun 1960 dinasionalisasi serta berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah bank Pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.
Pada 2 Oktober 1998 didirikan Bank Mandiri sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, digabungkan ke dalam Bank Mandiri. Oleh karena itu, bekas Kantoor van Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij te Cheribon itu sekarang menjadi Gedung Bank Mandiri di Cirebon.
Dilihat dari fasadnya, gedung berukuran 1053 m² yang berdiri di atas lahan seluas 1815 m² ini memiliki gaya arsitektur Art Deco. Art Deco adalah salah satu gaya yang muncul setelah era berakhirnya gaya imperium, dan menjadi gaya yang paling popular pada era tahu 1920-1940an. Demikian populernya gaya Art Deco ini mengakibatkan banyak bangunan-bangunan yang sudah ada diubah penampilannya dengan gaya Art Deco, seperti yang dialami oleh Gedung BAT ketika direnovasi pada tahun 1924.
Bangunan-bangunan Art Deco sangat berusaha untuk mencuri perhatian dari lingkungannya. Bangunan tampil menonjol, dan diwujudkan dengan pembentukan puncak-puncak pada fasad bangunan. Puncak pada fasad Art Deco dapat berwujud bentuk menara, bentuk bidang tinggi pada susunan berundak dan peletakan elemen ikonik, yang berupa ornamen atau bentuk tertentu pada fasad datar.
Bangunan berlantai dua ini pernah mengalami sejumlah perbaikan atau renovasi, namun sampai sekarang kesan kolonialnya masih terpancar dengan jelas. Menggunakan gevel pada tampak depan, dan di sebelah kiri dan kanan gevel pada posisi sejajar (horisontal) juga terdapat dormer. Di atas atap yang sejajar vertikal terpampang menara segi empat ramping. Bisa dibayangkan bagaimana megahnya gedung ini pada masanya? *** [271013]

Share:

Gedung BAT Cirebon

Di sela-sela menunggu jadwal keberangkatan kereta api Bangunkarta dari Cirebon menuju Nganjuk sore hari usai melakukan Performance Oversight and Monitoring Baseline Survey for the Evaluation of the Education Partnership – Component 1 (Re-Run Survey), pagi hingga siangnya saya mencoba keliling Kota Cirebon. Kota Cirebon sebagai kota lawas memiliki sejumlah bangunan kuno yang sampai sekarang masih berdiri kokoh. Di antara bangunan peninggalan kolonial yang saya lihat adalah Gedung British American Tobacco (BAT). Gedung BAT ini terletak di Jalan Pasuketan No. 1 Kampung Kebumen, Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Gedung ini berada di pojok perempatan, dan berseberangan dengan Bank Mandiri.



Awalnya gedung BAT ini merupakan pabrik rokok yang dimiliki oleh perusahaan rokok SS Michael, yang dibangun pada 1917, dan kemudian diakuisi oleh perusahaan BAT pada 1920.
Setelah menempati bangunan bekas perusahaan rokok SS Michael selama kurang lebih kurang empat tahun, BAT mulai memerlukan suatu bangunan gedung yang lebih memadai untuk mendukung segala aktivitasnya yang semakin berkembang. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, sejak 1924 BAT mulai melakukan serangkaian proses pengembangan bangunan lama tersebut dengan bantuan biro arsitek yang bernama NV Architecten-Ingenieursbureau Fermont te Weltevreden en Ed. Cuypers te Amastedam, atau secara singkat dikenal dengan nama Biro Arsitek Fermont-Cuypers.



Biro Arsitek Fermont-Cupers mulai mengubah bangunan lama menjadi bangunan megah bergaya Art Deco dalam desain bangunannya sebagaimana yang dapat ditemui pada saat ini. Sedangkan, yang mengerjakan proyek pembangunan gedung ini dilakukan oleh NV Nederlandsch Aaneming Maatschappij (NEDAM). Setelah jadi, bangunan itu kemudian dikenal dengan Sigarettenfabriek van den Britisch American Tobacco te Cheribon. Masyarakat setempat menyebutnya dengan Gedung BAT.
Gedung berlantai 2 yang berdiri di atas lahan seluas 1,6 hektar ini kemudian menjadi lokasi untuk digunakan sebagai kantor BAT di Cirebon dan sekaligus untuk memproduksi rokok putih terkemuka di dunia.



Dalam perjalanannya, BAT Cirebon pernah diakuisisi oleh PT Bentoel Internasional Investama (BINI), salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia asal Malang. Gedung itu kemudian menjadi tempat beroperasi BINI di Cirebon. Kemudian ditengah gonjang-ganjing keuangan di BINI, pada 2009 diambil alih kembali oleh PT BAT Indonesia Tbk. Oleh karena itu, sampai sekarang gedung itu masih dikenal dengan Gedung BAT.
Kendati bangunan ini luas sekali, sejak gedung ini dibangun, nyaris tidak memiliki halaman. Secara umum, bangunan ini terdiri atas lobi, ruang kantor, pabrik dan saran penunjang, seperti mushala dan kantin.
Gedung yang luas dan besar ini masih berdiri kokoh serta masih bisa disaksikan hingga sekarang. Bahkan, menjadi salah satu dari ikon yang ada di Kota Cirebon. Tidak bosan-bosannya orang yang melintas jalan ini akan terkagum-kagum terhadap bagunan ini. *** [271013]

Share:

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami