The Story of Indonesian Heritage

  • Istana Ali Marhum Kantor

    Kampung Ladi,Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat)

  • Gudang Mesiu Pulau Penyengat

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Benteng Bukit Kursi

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Kompleks Makam Raja Abdurrahman

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Mesjid Raya Sultan Riau

    Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

Tampilkan postingan dengan label Romawi Kuna. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Romawi Kuna. Tampilkan semua postingan

Aksara dan Bahasa di Indonesia: Aksara Cina dan Latin

Kehadiran orang Cina di Indonesia diketahui sudah ada sejak abad ke-5, dan mulai marak pada abad ke-14. Namun demikian akulturasi budaya Cina dengan budaya-budaya lokal tidak begitu signifikan. Ini dapat dilihat dari peninggalan budaya materi seperti misalnya prasasti. Kalau pun ada prasasti dalam aksara dan bahasa Cina di Indonesia tentunya ditulis oleh orang Cina sendiri. Aksara Cina memang rumit dan tidak mudah dipelajari; dewasa ini tercatat sekitar 4000 karakter (aksara) Cina yang diciptakan. Kesulitan makin bertambah dengan banyak ragam dialek dalam bahasa Cina yang memiliki ciri tersendiri.
Secara umum inskripsi-inskripsi Cina dapat berupa tanda peringatan bagi seseorang yang telah meninggal (berupa nisan dan papan arwah atau shenwel), mata uang,  dan sebagai hiasan dekoratif/ornamental.
Berikutnya, aksara Latin adalah aksara yang pertama kali diciptakan oleh bangsa Romawi Kuna di semenanjung Itali. Aksara ini diperkenalkan oleh orang-orang Eropa, terutama bangsa Portugis, yang datang ke Indonesia pada awal abad ke-16. Mereka menyebarluaskan aksara ini ketika menuliskan perjanjian-perjanjian di atas kerta, batu tanda peringatan seperti padrao, tanda pendirian bangunan dan nisan. Nahasa yang digunakan pun beragam seperti Portugis, Belanda, Inggris, Perancis, dan lain-lain. ***
Share:

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami