The Story of Indonesian Heritage

  • Istana Ali Marhum Kantor

    Kampung Ladi,Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat)

  • Gudang Mesiu Pulau Penyengat

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Benteng Bukit Kursi

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Kompleks Makam Raja Abdurrahman

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Mesjid Raya Sultan Riau

    Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

Tampilkan postingan dengan label Amoghapasa Inscription. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amoghapasa Inscription. Tampilkan semua postingan

Prasasti Amoghapasa

Prasasti Amoghapasa berangka tahun 1269 Çaka atau 1347 M dengan candrasangkala pataga carane nardanta, menggunakan aksara paska Pallawa dan berbahasa Sansekerta, Jawa Kuno, dan Melayu Kuno, yang terdiri dari 27 baris dalam bentuk sloka 12 bait. Prasasti yang terbuat dari batu andesit (upala praśasti) ini memiliki ukuran tinggi 163 cm dan lebar 97-139 cm dalam kondisi yang cukup baik.
Prasasti ini tertulis di belakang stela (sandaran) patung batu yang disebut paduka Amoghapasa sebagaimana disebutkan dalam prasasti Padang Roco. Pada tahun 1347, Adityawarman menambah pahatan aksara pada bagian patung tersebut untuk menyatakan bahwa patung ini melambangkan dirinya.




Prasasti ini ditemukan di Lubuk Bulang, Desa Rambahan, Kecamatan Pulaupunjung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat, dan kini disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta dengan nomor inventaris D.198-6469 (bagian arca). Prasasti ini pertama kali dilaporkan oleh Kontrolir Twiss kepada Direksi Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenshappen pada tahun 1884.
Prasasti ini menceriterakan pada tahun 1208 Çaka, atas perintah Raja Kertanegara, sebuah arca Moghapasalokerswara dipindahkan dari Bhumijawa ke Swarnabhumi untuk ditempatkan di Bhumisraya. Pemberian ini membuat rakyat Swarnabhumi bergirang hati, terutama rajanya bernama Tribhuwanaraja Maaliwarmmadewa. ***
Share:

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami