The Story of Indonesian Heritage

  • Istana Ali Marhum Kantor

    Kampung Ladi,Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat)

  • Gudang Mesiu Pulau Penyengat

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Benteng Bukit Kursi

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Kompleks Makam Raja Abdurrahman

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Mesjid Raya Sultan Riau

    Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

Tampilkan postingan dengan label Stasiun di Nganjuk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Stasiun di Nganjuk. Tampilkan semua postingan

Stasiun Kereta Api Kertosono

Stasiun Kereta Api Kertosono (KTS) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Kertosono, merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen  PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun yang berada pada ketinggian + 43 m di atas permukaan laut, dan merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling timur di Kabupaten Nganjuk.
Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun, Desa Banaran, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di depan SPBU Banaran, atau dekat dengan Kantor Pos Kertosono. Meski stasiun ini terletak di pusat kecamatan, namun Stasiun Kertosono tergolong besar bangunannya. Bahkan, jauh lebih besar ketimbang Stasiun Nganjuk yang berada di ibukota kabupaten. Hal ini karena Stasiun Kertosono merupakan stasiun percabangan yang menghubungkan Kertosono-Nganjuk-Madiun ke arah barat, Kertosono-Mojokerto-Surabaya ke arah timur, dan Kertosono-Kediri-Tulungagung-Blitar ke arah selatan.


Bangunan Stasiun Kertosono ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda. Diperkirakan pembangunan stasiun ini bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api dari Kertosono-Nganjuk-Madiun yang dikerjakan oleh Perusahaan Kereta Api milik Pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen, dari tahun 1881 dan selesai pada tahun 1882.
Stasiun ini sekarang tinggal memiliki 7 jalur dengan jalur 1 sebagai sepur lurus ke arah timur, dan jalur 2 sebagai sepur lurus ke arah barat. Sedangkan, letak jalur percabangannya berada di seberang Sungai Brantas.
Di depan Stasiun Kertosono ini masih tersisa jalur rel kereta api menuju ke Pabrik Gula (PG) Lestari yang berada di Desa Patianrowo. Dulu, jalur tersebut digunakan untuk jalur transportasi komoditas gula dari pabrik menuju ke daerah lain lewat Stasiun Kertosono. Namun, kini jalur ke Patianrowo tersebut sudah tidak berfungsi lagi.
Pada umumnya, bentuk bangunan stasiun yang berada di kecamatan akan memiliki bentuk yang hampir sama dengan stasiun yang berada di ibukota kecamatan lainnya. Akan tetapi, untuk bangunan Stasiun Kertosono ini tergolong unik. Artinya, bangunan stasiun ini cukup besar bila terletak di pusat kecamatan, dengan luas bangunan stasiun 578,92 m² di atas lahan 1.627, 25 m² dan telah ditetapkan sebagai aset PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan nomor register 001/7.64311/KTS/BD.
Stasiun Kertosono sempat mengalami kevakuman dalam melayani penumpang tapi semenjak 1 April 2015, stasiun ini kembali melayani penumpang seiring semakin banyaknya kereta api yang bermunculan. Sehingga, aktivitas stasiun ini terasa denyutnya dan semakin ramai. Tidak hanya penumpang dari Kecamatan Kertosono saja, melainkan juga dari luar Kecamatan Kertosono. *** [260715]

Share:

Stasiun Kereta Api Wilangan

Stasiun Kereta Api Wilangan (WLG) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Wilangan, merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen  PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun yang berada pada ketinggian + 96 m di atas permukaan laut, dan merupakan stasiun kereta api yang berada paling barat di Kabupaten Nganjuk.
Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun Wilangan, Desa Wilangan, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di sebelah barat daya dari Masjid Jamik Wilangan.


Bangunan Stasiun Wilangan ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda. Diperkirakan pembangunan stasiun ini bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api dari Kertosono-Nganjuk-Madiun yang dikerjakan oleh perusahaan kereta api milik pemerintah di Hindia Belanda, Staatsspoorwegen, dari tahun 1881 dan selesai pada tahun 1882. Jalur tersebut merupakan bagian dari proyek jalur kereta api di Jawa untuk line menuju bagian timur (oosterlijnen) sepanjang 69 kilometer.
Stasiun ini memiliki 3 jalur. Jalur 1 dan 2 masih aktif untuk perlintasan kereta api secara langsung maupun persilangan saja. Sedangkan, jalur 3 sepertinya sudah tidak difungsikan lagi.
Stasiun Wilangan ini merupakan stasiun berukuran kecil yang berfungsi sebagai stasiun persilangan saja, sehingga tidak tampak ada aktivitas untuk menaikkan maupun menurunkan penumpang di stasiun ini kendati sebenarnya stasiun ini memiliki peron yang berada di sisi.  *** [030614]

Share:

Stasiun Kereta Api Baron

Stasiun Kereta Api Baron (BRN) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Baron, merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen  PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun yang berada pada ketinggian + 46 m di atas permukaan lain.
Stasiun Baron terletak di Jalan Raya Kertosono - Nganjuk, Desa Baron, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini pas berada di tikungan jalan raya tersebut yang memotong jalur rel. Dari arah barat, stasiun ini berada agak masuk ke kanan jalan raya Nganjuk – Kertosono sebelum perlintasan sebidang. Yang dimaksud perlintasan sebidang adalah perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan.


Bangunan stasiun Baron ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda. Diperkirakan stasiun ini dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta apinya. Jalur kereta api yang melintas di stasiun Baron ini merupakan jaringan rel kereta api yang menghubungkan Kertosono – Nganjuk yang dikerjakan oleh Perusahaan Kereta Api milik Pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen, pada tahun 1881.
Stasiun ini memiliki 3 jalur dengan 1 jalur sebagai sepur lurus. Stasiun ini masih beruntung bila dibandingkan dengan tipe stasiun yang sama, karena di stasiun ini masih menjadi tempat untuk menaikkan maupun menurunkan penumpang. Jadi, tidak sebatas untuk simpangan kereta api saja, sehingga denyut aktivitas di stasiun ini masih terasa atau tidaklah sepi. KA Sritanjung dan KA Gaya Baru Malam rutin meyinggahinya.
Mengenai bentuk bangunan stasiun ini dikatakan hampir sama dengan bentuk bangunan stasiun yang memiliki tipe yang sama. Bangunan stasiun Baron tidaklah begitu besar, gedung dinasnya berukuran 72 m², dan telah ditetapkan sebagai aset PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan nomor register 001/7.64481/BRN/BD. *** [260714]


Share:

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami