The Story of Indonesian Heritage

  • Istana Ali Marhum Kantor

    Kampung Ladi,Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat)

  • Gudang Mesiu Pulau Penyengat

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Benteng Bukit Kursi

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Kompleks Makam Raja Abdurrahman

    Kampung Bulang, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

  • Mesjid Raya Sultan Riau

    Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau [Pulau Penyengat]

Tampilkan postingan dengan label Conquering Through the Oceans Mission. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Conquering Through the Oceans Mission. Tampilkan semua postingan

Penjelajahan Kolonial Eropa

Ketika teknologi pelayaran semakin meningkat di abad ke-15, maka dimulailah era penjelajahan oleh bangsa Eropa. Diawali bangsa Portugis dan Spanyol, yang membagi dua dunia berdasarkan Perjanjian Tordesilas. Dilandasi semangat gold, gospel, and glory, pelayaran kolonialisasi segera diikuti oleh bangsa Eropa lain. Hal inilah yang menjadi cikal bakal imperialism kuno.
Portugis dan Spanyol dikenal sebagai bangsa yang memelopori pelayaran keliling dunia dan mengawali imperialism kuno pada abad ke-15 dan ke-16. Hal tersebut bermula dari penemuan kompas, pembuatan kapal yang memungkinkan menjelajahi lautan luas, dan teori Copernicus yang menyebutnya bahwa bumi berbentuk bulat. Mereka bersemboyan: Gold (emas lambang kekayaan), Gospel (penyebaran agama), Glory (kejayaan yang berarti menguasai daerah-daerah yang didatangi). Maka dimulailah era kolonialisasi.
Kemudian, Portugis pun menaklukkan Malaka pada 1511 dan Spanyol sudah berada di Filipina sejak tahun 1522. Pada abad ke-15 terjadi persaingan yang sengit antara Portugis dan Spanyol dalam pelayaran dan penaklukan daerah-daerah yang didatanginya. Untuk meredam persaingan itu, pada 1439, kedua bangsa itu melakukan perjanjian yang dikenal nama ‘Perjanjian Tordesilas’. Perjanjian itu menetapkan  bahwa dunia dibagi menjadi dua bagian. Daerah-daerah di sebelah utara khatulistiwa menjadi milik Spanyol, sedangkan daerah-daerah di sebelah selatan khatulistiwa menjadi milik Portugis.
Dalam waktu relatif singkat, kedua bangsa itu berhasil menguasai  serta menentukan perdagangan rempah-rempah (komoditas yang ketika itu bernilai ekonomi sangat tinggi) di pasaran dunia. Pelayaran penaklukan wilayah yang menguntungkan ini, terus digiatkan oleh Portugis dan Spanyol. Yang kemudian diikuti Belanda, Perancis, Inggris, Jerman, Belgia, dan Italia, antara persaingan untuk menguasai dan menjajah wilayah-wilayah di benua Asia, Afrika, Amerika, dan Australia.
Nusantara sebagai kawasan yang ideal, tempat berlalu lalang kapal-kapal  dari penjuru dunia, juga menjadi daerah incaran penguasa Eropa tersebut. Penaklukan-penaklukan pun berlangsung di sini. Portugis, Inggris, dan Belanda saling berebut pengaruh untuk menanamkan kekuasaan di Nusantara, sekaligus mengusung rempah-rempah dari negeri ini. ***
Share:

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami