Di sela-sela menunggu jadwal keberangkatan kereta api Bangunkarta dari Cirebon menuju Nganjuk sore hari usai melakukan Performance Oversight and Monitoring Baseline Survey for the Evaluation of the Education Partnership – Component 1 (Re-Run Survey), pagi hingga siangnya saya mencoba keliling Kota Cirebon. Kota Cirebon sebagai kota lawas memiliki sejumlah bangunan kuno yang sampai sekarang masih berdiri kokoh. Di antara bangunan peninggalan kolonial yang saya lihat adalah Gedung British American Tobacco (BAT). Gedung BAT ini terletak di Jalan Pasuketan No. 1 Kampung Kebumen, Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Gedung ini berada di pojok perempatan, dan berseberangan dengan Bank Mandiri.
Awalnya gedung BAT ini merupakan pabrik rokok yang dimiliki oleh perusahaan rokok SS Michael, yang dibangun pada 1917, dan kemudian diakuisi oleh perusahaan BAT pada 1920.
Setelah menempati bangunan bekas perusahaan rokok SS Michael selama kurang lebih kurang empat tahun, BAT mulai memerlukan suatu bangunan gedung yang lebih memadai untuk mendukung segala aktivitasnya yang semakin berkembang. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, sejak 1924 BAT mulai melakukan serangkaian proses pengembangan bangunan lama tersebut dengan bantuan biro arsitek yang bernama NV Architecten-Ingenieursbureau Fermont te Weltevreden en Ed. Cuypers te Amastedam, atau secara singkat dikenal dengan nama Biro Arsitek Fermont-Cuypers.
Biro Arsitek Fermont-Cupers mulai mengubah bangunan lama menjadi bangunan megah bergaya Art Deco dalam desain bangunannya sebagaimana yang dapat ditemui pada saat ini. Sedangkan, yang mengerjakan proyek pembangunan gedung ini dilakukan oleh NV Nederlandsch Aaneming Maatschappij (NEDAM). Setelah jadi, bangunan itu kemudian dikenal dengan Sigarettenfabriek van den Britisch American Tobacco te Cheribon. Masyarakat setempat menyebutnya dengan Gedung BAT.
Gedung berlantai 2 yang berdiri di atas lahan seluas 1,6 hektar ini kemudian menjadi lokasi untuk digunakan sebagai kantor BAT di Cirebon dan sekaligus untuk memproduksi rokok putih terkemuka di dunia.
Dalam perjalanannya, BAT Cirebon pernah diakuisisi oleh PT Bentoel Internasional Investama (BINI), salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia asal Malang. Gedung itu kemudian menjadi tempat beroperasi BINI di Cirebon. Kemudian ditengah gonjang-ganjing keuangan di BINI, pada 2009 diambil alih kembali oleh PT BAT Indonesia Tbk. Oleh karena itu, sampai sekarang gedung itu masih dikenal dengan Gedung BAT.
Kendati bangunan ini luas sekali, sejak gedung ini dibangun, nyaris tidak memiliki halaman. Secara umum, bangunan ini terdiri atas lobi, ruang kantor, pabrik dan saran penunjang, seperti mushala dan kantin.
Gedung yang luas dan besar ini masih berdiri kokoh serta masih bisa disaksikan hingga sekarang. Bahkan, menjadi salah satu dari ikon yang ada di Kota Cirebon. Tidak bosan-bosannya orang yang melintas jalan ini akan terkagum-kagum terhadap bagunan ini. *** [271013]
Awalnya gedung BAT ini merupakan pabrik rokok yang dimiliki oleh perusahaan rokok SS Michael, yang dibangun pada 1917, dan kemudian diakuisi oleh perusahaan BAT pada 1920.
Setelah menempati bangunan bekas perusahaan rokok SS Michael selama kurang lebih kurang empat tahun, BAT mulai memerlukan suatu bangunan gedung yang lebih memadai untuk mendukung segala aktivitasnya yang semakin berkembang. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, sejak 1924 BAT mulai melakukan serangkaian proses pengembangan bangunan lama tersebut dengan bantuan biro arsitek yang bernama NV Architecten-Ingenieursbureau Fermont te Weltevreden en Ed. Cuypers te Amastedam, atau secara singkat dikenal dengan nama Biro Arsitek Fermont-Cuypers.
Biro Arsitek Fermont-Cupers mulai mengubah bangunan lama menjadi bangunan megah bergaya Art Deco dalam desain bangunannya sebagaimana yang dapat ditemui pada saat ini. Sedangkan, yang mengerjakan proyek pembangunan gedung ini dilakukan oleh NV Nederlandsch Aaneming Maatschappij (NEDAM). Setelah jadi, bangunan itu kemudian dikenal dengan Sigarettenfabriek van den Britisch American Tobacco te Cheribon. Masyarakat setempat menyebutnya dengan Gedung BAT.
Gedung berlantai 2 yang berdiri di atas lahan seluas 1,6 hektar ini kemudian menjadi lokasi untuk digunakan sebagai kantor BAT di Cirebon dan sekaligus untuk memproduksi rokok putih terkemuka di dunia.
Dalam perjalanannya, BAT Cirebon pernah diakuisisi oleh PT Bentoel Internasional Investama (BINI), salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia asal Malang. Gedung itu kemudian menjadi tempat beroperasi BINI di Cirebon. Kemudian ditengah gonjang-ganjing keuangan di BINI, pada 2009 diambil alih kembali oleh PT BAT Indonesia Tbk. Oleh karena itu, sampai sekarang gedung itu masih dikenal dengan Gedung BAT.
Kendati bangunan ini luas sekali, sejak gedung ini dibangun, nyaris tidak memiliki halaman. Secara umum, bangunan ini terdiri atas lobi, ruang kantor, pabrik dan saran penunjang, seperti mushala dan kantin.
Gedung yang luas dan besar ini masih berdiri kokoh serta masih bisa disaksikan hingga sekarang. Bahkan, menjadi salah satu dari ikon yang ada di Kota Cirebon. Tidak bosan-bosannya orang yang melintas jalan ini akan terkagum-kagum terhadap bagunan ini. *** [271013]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar