The Story of Indonesian Heritage

Stasiun Kereta Api Langen

Stasiun Kereta Api Langen (LN) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Langen, merupakan salah satu stasiun kereta api kelas III/kecil yang berada di bawah manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto yang berada pada ketinggian +16 m di atas permukaan laut. Stasiun ini terletak di Jalan Garuda, Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat. Lokasi stasiun ini berada di sebelah barat laut Alun-alun Langensari ± 350 m.
Stasiun Langen merupakan stasiun yang berada di Daop 5 Purwokerto tapi berlokasi di Jawa Barat, dan kebetulan letaknya berada paling timur di jalur selatan di Jawa Barat.
Menurut Koloniale Verslag  1893-1894 (Agus Mulyana, 2017: 108) disebutkan bahwa, seluruh jalur rel kereta api Warungbandrek-Cilacap dapat diselesaikan dan dibuka untuk umum pada tanggal 1 November 1894. Jalur ini merupakan bagian dari proyek pembangunan jalur rel Cibatu-Tasikmalaya-Banjar-Maos sepanjang 174 kilometer, yang dikerjakan oleh perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS), dari tahun 1893 sampai dengan tahun 1894, sebagai bagian dari proyek jalur kereta api untuk jalur bagian barat (Westerlijnen).

Foto : Stasiun Langen (Agus Krisnanto)

Pada saat jalur tersebut diresmikan, Stasiun Langen masih merupakan perhentian (stoplat atau halte). Fungsinya masih untuk persinyalan atau persilangan kereta api saja sehingga bangunannya pun diperkirakan masihlah cukup sederhana. Namun seiring perkembangan di daerah Banjar dan Langensari, berdasarkan Haltestempels Nederlands Indië 1883-1891/1950 terdapat perubahan titik garis jumlah pemberhentian. Stasiun Langen yang semula berupa stoplat kemudian pada tahun 1922 dibangun menjadi stasiun kecil seperti sekarang ini.
Hal ini tidak terlepas dari latar belakang sejarah wilayah dan komunitas Langen yang begitu erat kaitannya dengan keberadaan perkebunan karet yang bernama Perkebunan Karet Langen. Pada masa itu tampaknya Belanda berhasil mengelola perkebunan karet Langen dengan baik hingga luas wilayahnya pun mencapai 1.500 hektar lebih. Sudah tentu dengan perkebunan seluas itu, mereka memerlukan tenaga kerja yang lumayan banyak dan sarana transportasi yang memadai untuk mengirim hasil karetnya menuju keluar Langen.
Pembangunan kereta api yang melintasi daerah Langen diharapkan dapat meningkatkan arus pengiriman komoditas pertanian yang ada di daerah tersebut dengan cepat dan aman dibandingkan ketika masih menggunakan angkutan pedati yang ditarik oleh sapi atau kerbau.
Stasiun Langen ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Arah barat menuju ke Stasiun Banjar, dan yang arah timur menuju ke Stasiun Meluwung.
Sedangkan jalur 1 dan 3 digunakan sebagai jalur belok untuk perhentian kereta api ketika terjadi persilangan atau persusulan antarkereta. Panjang masing-masing jalur berbeda-beda, jalur 1 mempunyai panjang 323 m sementara jalur 2 dan 3 memiliki panjang yang sama, yaitu 345 m. Kendati Stasiun Langen ini tergolong kecil akan tetapi stasiun ini telah menggunakan sistem persinyalan elektrik.
Dulu stasiun ini pernah ramai karena adanya aktivitas menaikkan maupun menurunkan penumpang dengan kereta api kelas ekonomi, namun sekarang aktivtas tersebut sudah tidak ada lagi sehingga stasiun ini terlihat sepi. Layanan yang dimiliki saat ini hanya untuk persilangan atau persusulan antarkereta api saja. Meskipun demikian, keberadaan Stasiun Langen ini menjadi keunikan tersendiri bagi Kota Banjar, karena dalam satu kota terdapat dua stasiun kereta api yang berlainan Daop. Stasiun Banjar yang berada di sebelah baratnya masuk dalam Daop 2 Bandung sedangkan Stasiun Langen masuk dalam Daop 5 Purwokerto. *** [291119]

Kepustakaan:
Mulyana, Agus. (2017). Sejarah Kereta Api di Priangan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Deventer-Antwerpen: Kluwer Technische Boeken.
Sumarsono. & Sucipto, Toto. & Indonesia. Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Kebudayaan Masa Kini.  (1998).  Budaya masyarakat perbatasan : studi tentang corak dan pola interaksi sosial pada masyarakat Kecamatan Langensari, Propinsi Jawa Barat.  Jakarta :  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Kebudayaan Masa Kini.
http://www.studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm



Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami