Stasiun Kereta Api Papar
(PPR) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Papar, merupakan salah
satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
Operasi (Daop) 7 Madiun yang berada pada ketinggian +52 m di atas permukaan
laut, dan merupakan stasiun kelas
III atau kecil.
Stasiun ini terletak di Jalan Kertosono-Kediri, Kelurahan Papar, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Provinsi
Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di sebelah timur GPDI Agape Papar, atau sebelah barat daya
Kantor Kecamatan Papar ± 400 m.
Bangunan Stasiun Papar ini merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda. Diperkirakan pembangunan stasiun ini bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api dari Sembung-Kertosono-Kediri sepanjang 36 kilometer yang dikerjakan oleh perusahaan kereta api milik pemerintah di Hindia Belanda, Staatsspoorwegen, pada tahun 1881. Jalur ini merupakan bagian dari proyek Oosterlijnen (lintas timur).
Stasiun Papar saat ini memiliki 2 jalur dengan jalur 1 sebagai sepur lurus arah utara menuju Stasiun Purwoasri dan arah selatan menuju Stasiun Minggiran. Jalur 2 digunakan sebagai jalur persilangan atau persusulan dengan kereta yang lain yang akan melintas stasiun ini.
Sebelumnya, stasiun ini mempunyai 4 jalur,
karena dulu dari stasiun ini terdapat percabangan jalur ke Pelem. Jalur
tersebut merupakan jalur rel yang dibangun oleh Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM) pada tahun 1898 sepanjang 14
kilometer. KSM adalah perusahaan kereta api swasta di Hindia Belanda yang
konsesi pada tahun 1881, 1895 dan 1898 untuk konstruksi stasiun dan jalur yang
ada di sekitar Kabupaten Kediri.
Setahun sebelum adanya jalur Pelem-Papar, sudah ada lebih dahulu jalur trem Jombang-Pulorejo-Pare-Pelem-Gurah-Pesantren-Kediri sepanjang 50 kilometer. Dari jalur ini, KSM juga membangun percabangan ke sejumlah daerah lainnya. Jalur trem Pesantren-Wates sepanjang 14 kilometer (1897), jalur trem Pare-Semanding-Kepung sepanjang 12 kilometer (1898), jalur trem Semanding-Kencong-Kunto sepanjang 9 kilometer (1899), jalur trem Pulorejo-Ngoro-Kandangan-Kunto sepanjang 13 Kilometer (1898-1899), jalur trem Gurah-Jenkol-Brenggolo-Kawarasan sepanjang 9 kilometer (1899), dan jalur trem Brenggolo-Plosoklaten sepanjang 1 kilometer (1900).
Jadi, pada waktu itu Stasiun Papar ini cukup
tergolong stasiun yang ramai. Karena selain ada jalur oosterlijnen, juga terdapat jalur trem. Masyarakat yang ada di
Papar kala itu bisa bepergian dengan kereta api maupun trem. Namun sayang,
jalur trem tersebut sekarang sudah tidak aktif lagi.
Kini, di Stasiun Papar masih terlihat ada
aktivitas menaikkan maupun menurunkan pendumpang. Kendati hanya ada satu kereta
api yang berhenti di stasiun ini, yaitu KA Dhoho tujuan Blitar dan tujuan
Kertosono, stasiun ini masih beruntung ketimbang stasiun lainnya yang
sekelasnya yang cuma digunakan untuk persilangan atau persusulan sajan. *** [140817]
Fotografer: Rensi Mei Nandini
Fotografer: Rensi Mei Nandini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar