Dulu
bangunan megah yang berada di petigaan Jalan Bhayangkara dan Jalan Slamet
Riyadi dikenal sebagai Kantor Kodim Surakarta. Bangunan kuno ini selalu
berpindah-pindah tangan. Awalnya,
bangunan ini berkaitan erat dengan Loji Gandrung sebagai rumah komandan
pasukan Belanda dan Benteng Vastenburg sebagai pusat pertahanan tentara Belanda
di wilayah Surakarta. Bangunan ini juga pernah dihuni oleh Funa Biki, penguasa
Jepang di Solo semasa penjajahan Jepang. Lalu, menjadi milik orang China Kwik
Tjie Gwan, lalu beralih dibeli konglomerat Solo, Setiawan Djodi.
Pada
saat kepemilikan di tangan Setiawan Djodi, Kantor Kodim Surakarta menempati
kantor yang baru di Jalan Ahmad Yani, Kerten, Solo, lantaran bangunannya mau
dijual. Sekitar tahun 2004, gedung ini diambil alih kepemilikannya oleh Nur
Harjanto Doyoatmojo, dan direstorasi dikembalikan ke bentuk dan desain aslinya,
dan saat ini menjadi kediaman pribadi diberi nama Ndalem Doyoatmojo.
Menyitir
dari situs skycrapercity (http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=665348&page=30)
Yang jadi "ikon" dari keluarga itu adalah Darmoyo
Doyoatmojo. Mungkin orang awam banyak yang tidak tahu. Tapi bagi orang
eksekutif apalagi dunia perminyakan pasti mengenalnya. Beliau adalah CEO Medco Indonesia, perusahaan yang dimiliki
oleh kakak kelasnya sewaktu kuliah di Elektro ITB dulu, yaitu Arifin Panigoro, selain itu beliau juga
memiliki Pabrik Batik Doyohadi di Kampung Batik Laweyan.
Lepas dari riwayat kepemilikannya, bangunan eks Kantor Kodim tersebut memiliki nuansa sisa bangunan Zaman Romantik di Eropa abad ke-18. Kekuatan, detail dan keindahan bangunan tersebut pada lengkung-lengkung yang dimilikinya.
Bangunan
ini terdiri dari dua lantai dengan bentuk denah tak beraturan, yang disertai
lengkung dan berbentuk empat persegi. Seperti bangunan kolonial yang lain,
bangunan ini tampak kuat dan kokoh, dan memiliki seni arsitektur yang indah.
Rancangan bangunan ditandai dengan dinding bagian bawah dilapisi batu kali,
pilar yang kokoh menonjol pada pintu masuk serta pada samping-samping pintu.
Kanopi terlihat pada pintu masuk, dan juga pada balkon. Dimensi pintu dan
jendela dibuat dengan ukuran yang besar dan tinggi.
Bangunan ini sekarang merupakan salah
satu cagar budaya yang ada di Kota Solo. Sebagai bangunan kuno, eks Kantor
Kodim sebenarnya menjadi modal utama bagi kepariwisataan yang ada di Kota Solo,
terlebih Kota Solo sudah masuk dalam jejaring global sebagai kota pusaka (heritage city) bersejarah.
Tentunya besar harapan kepada pemilik
Ndalem Doyoatmojo agar berkenan membuka diri untuk bangunan kuno tersebut
kepada khalayak publik, seperti konsep yang sudah diterapkan di Ndalem
Wuryaningratan oleh pemilik PT. Batik Danar Hadi. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar