Pria asal Demak yang lahir 5 Juni 1892 ini masih keturunan Sunan Kalijaga. Lulus sekolah guru pada usia 18 tahun dan langsung mengajar 2de Indlandsche School yang lebih dikenal sebagai Sekolah Ongko Loro di Kudus.
Di samping sebagai guru, ia mengajar menari di “ Soesilo Mardi Pra Sastra” dan banyak pula mengirim tulisan-tulisannya ke berbagai surat kabar dan majalah. Surat kabar yang memuat tulisannya waktu itu antara lain: Bromartani, Djawi Kondo, Djawi Hiswara, Pasopati, Madjapahit, Darmo Kondo, Taman Pewarta, Taman Sari, Selompret Melajoe, Sinar Djawa, Berita Betawi, Pewarta Soerabaja. Bahkan dari Pewarta Soerabaja, dia diminta secara khusus menulis soal-soal yang berhubungan dengan kebudayaan Djawa, karena diketahui bahwa Darmosoegito ahli dalam masalah ini.
Tulisan-tulisannya dikenal sangat tajam terutama dalam menelanjangi praktek-praktek amoral para penguasa. Ia pernah diajukan ke pengadilan karena memuat berita amoral tentang seorang Belanda yang akan memperkosa wanita pribumi kemudian mati dikeroyok rakyat.
Pak D begitulah panggilan akrabnya, meninggal 9 Oktober 1972 karena sakit tua. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar