Informasi
mengenai keberadaan Candi Boyolangu ini diperoleh ketika mengunjungi Museum Wajakensis Tulungagung. Kata petugas museum, sekitar 5 kilometer dari sini
terdapat sebuah candi yang berada di tengah-tengah permukiman penduduk. Dari museum
lurus ke selatan sampai menjumpai Puskesmas Boyolangu. Sebelum Puskesmas, ada
gapura yang cukup besar dan tinggi bertuliskan Gang Candi Gayatri. Dari gapura
tersebut, jalan saja terus ke barat sekitar 600 meter hingga berjumpa papan
penunjuk arah Candi Gayatri. Dari papan nama tersebut, melewati gang kecil
sampailah di areal kompleks Candi Boyolangu. Candi ini terletak di Dusun
Dadapan, Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Provinsi
Jawa Timur. Lokasi candi ini berada sekitar 600 meter arah barat Puskesmas
Boyolangu.
Bertha
L.A Wasisto dalam skripsinya yang berjudul Candi
Boyolangu: Tinjauan Arsitektur dan Arkeologis (FIB UI, 2009) menjelaskan,
penelitian mengenai Candi Boyolangu belum banyak dilakukan secara terperinci
dan jelas. Candi Boyolangu pernah disebutkan dalam Oudheidkundige Verslag (OV) tahun 1917, pada tahun 1917 Raffles
dalam History of Java menyebut
sekilas tentang Candi Boyolangu.
Selain dalam OV, Candi Boyolangu juga disebut di dalam buku Inleiding tot De Hindoe-Javaansche Kunst, Krom menyebut nama lainnya yaitu Punden Gilang. Th. G. Th Pigeaud pada tahun 1960-1963 menyebutkan Candi Boyolangu termasuk dalam jenis candi Dharma Haji, yaitu candi-candi yang dimiliki oleh keluarga kerajaan.
Agus
Aris Munandar pada tahun 1995 dalam laporan penelitiannya yang berjudul Candi Batur dalam Periode Klasik Muda (Abad
14-15 M), memasukkan Candi Boyolangu sebagai bangunan yang digunakan oleh
kaum Resi karena bentuk arsitekturnya yang sederhana dan letaknya yang
terpencil. Pada tahun 1999, hariani Santiko memasukkan Candi Boyolangu dalam
candi-candi dengan gaya arsitektur Candi Naga.
Berdasarkan
sisa bangunannya yang masih terlihat dapat diketahui bahwa Candi Boyolangu
dibangun dengan bahan utama dari batu bata. Sisa bangunan candi yang masih
dapat diamati adalah bagian batur candi, bagian kaki candi dan 11 batu umpak
yang terbuat dari batu andesit. Candi Boyolangu berukuran 11,4 m²,
berdenah persegi. Mempunyai arah hadap barat, tangga naik terdapat di sisi
barat. Tangga ini sekarang keadaannya sudah rusak. Dari arah utara dan selatan
candi ini terdapat dua buah bangunan penyerta (perwara), berukuran lebih kecil,
dan keadaannya sudah merupakan reruntuhan.
Tinggalan-tinggalan
lain yang masih dapat dilihat adalah arca dewi tanpa kepala, bagian tangan
kanannya juga sudah tak utuh lagi. Tangan kirinya terpotong hingga siku,
sedangkan tangan kanannya bagian telapak tangan sudah terpotong. Arca ini
terbuat dari batu. Arca ini berukuran tinggi 120 cm, lebar 112 cm dan tebal 100
cm. Tinggi lapik arca dengan lebar 168 cm dan tebal 140 cm. Selain itu juga
terdapat 11 batu umpak dengan bentuk dan ukuran beragam, dua di antaranya
mempunyai angka tahun yaitu 1291 Saka (1369 M) dan 1311 Saka (1389 M). Angka
tahun yang dipahatkan di kedua umpak ini berbeda gayanya.
Candi Boyolangu dikenal juga sebagai Candi Gayatri oleh masyarakat sekitar. Diperkirakan Candi Boyolangu merupakan tempat pemuliaan dan penyimpanan abu jenasah Gayatri atau Tribhuana Tunggadewi Jayawisnuwardhana dengan gelar Rajapatni. Gayatri wafat pada tahun 1330 M. Dalam pemuliaan tersebut Gayatri diwujudkan sebagai Dhyani Buddha Wairocana dengan sikap tangan dharmacakra mudra, yaitu sikap sedang memberikan wejangan ajarannya.
Gayatri
adalah putri tertua Raja Kertanegara, Raja Singosari terakhir yang memerintah
pada tahun 1254-1294 M, yang diperistri oleh Raden Wijaya. Raden Wijaya yang
bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardana merupakan Raja Majapahit pertama yang
memerintah dari tahun 1293 hingga 1309 M. Jadi, Gayatri merupakan nenek dari Hayam
Wuruk, Raja Majapahit ketiga dan termashur yang memerintah dari tahun 1350
sampai 1389 M.
Semula
candi ini tertimbun dengan tanah, dan diketemukan kembali oleh penduduk pada
tahun 1914. Di sebelah utara halaman candi berbatasan dengan kebun kosong yang
ditumbuhi dengan rumpun bamby, sebelah timur halaman candi berbatasan dengan
kolam budidaya ikan milik penduduk, sebelah barat berbatasan dengan kebun milik
penduduk, dan sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk dan merupakan
pintu masuk menuju lokasi candi ini. ***
[250116]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar