Terowongan Ijo merupakan terowongan kereta api yang berada di bawah manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto, yang terletak di Dusun Tambak Wringin, Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi terowongan berada di sebelah timur Stasiun Ijo, yang berjarak ± 347 m.
Terowongan Ijo (Spoortunnel te Idjo) ini merupakan bangunan peninggalan Belanda. Pembangunannya berbarengan dengan pengerjaan jalur kereta api Yogyakarta-Maos sepanjang 155 km oleh Staatsspoorwegen (SS), sebuah perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda.
Terowongan Ijo di Jalur Kereta Api Yogyakarta-Kroya (Foto tahun 2014) |
Lijn Yogyakarta-Maos dan Maos-Kasugihan-Cilacap termasuk proyek SS Westelijnen, yang menguasai jalur selatan Jawa Tengah hingga Priangan. Mulai dari Yogyakarta menuju Kroya, di mana terdapat percabangan lintas selatan menuju Priangan selatan hingga Bandung-Bogor via Sukabumi dan utara menuju Cirebon hingga Batavia.
Terowongan Ijo dengan satu jalur kereta api (Foto tahun 2014) |
Pengerjaan Terowongan Ijo ini di bawah pengawasan Dr. Ir. Jan Willem Ijzerman, seorang Chief Engineer SS. Ijzeman (1851-1932) adalah seorang insinyur sipil dan arkeolog berkebangsaan Belanda. Ia dikenal sebagai perintis pembangunan jalur kereta api di Hindia Belanda karena dedikasi dan jasanya yang besar untuk pembangunan jalur kereta api tersebut.
Terowongan Ijo peninggalan Belanda ini tidak dioperasikan lagi sejak dibangun Terowongan Ijo yang baru |
Selesai pembangunan terowongan ini, tidak lantas langsung bisa digunakan. Namun masih menunggu jalur kereta api dari Yogyakarta-Maos-Cilacap selesai. Berdasarkan Statistiek van het vervoer op de spoorwegen en tramwegen in Nederlands-Indië over het jaar 1890 (Batavia, G. Kolff & Co., 1892: 10), Terowongan Ijo dibuka untuk umum bersamaan dengan peresmian pengoperasian jalur kereta api lintas Yogyakarta-Maos-Cilacap pada 20 Juli 1887.
Bulan Juli ini, bangunan terowongan peninggalan Belanda itu masih berdiri kokoh dalam memasuki usia yang ke-134. Namun tak sempat dirayakan ulang tahunnya, karena Terowongan Ijo buatan Belanda tersebut sudah tidak dioperasikan lagi sejak di sebelah utaranya dibangunTerowongan Ijo yang baru.
Terowongan Ijo yang baru dengan kode BH 1649 mulai dikerjakan pada akhir 2017 dan rampung pada April 2020. Terowongan baru memiliki panjang 581 m dengan diameter 9 m dan terdiri atas dua jalur kereta api, sedangkan terowongan lama yang sudah tidak difungsikan lagi itu memiliki panjang 580 m dan hanya terdiri atas satu jalur kereta api.
Pembangunan Terowongan Ijo yang baru ini dibangun, berkenaan di lintasan jalur kereta api tersebut telah berubah menjadi jalur ganda (double track), sehingga untuk mengimbangi laju frekuensi lalu lalang kereta api setiap harinya di jalur tesebut. *** [280721]
Kepustakaan:
KITLV, R. (1932). TER GEDACHTENIS AAN Dr. J. W. IJZERMAN (1851-1932), Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 89(1), i-xxix. doi: https://doi.org/10.1163/22134379-90001445
Oegema, J.J.G.. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra / J.J.G. Oegema. Deventer-Antwerpen :: Kluwer Technische Boeken B.V.,.
Pieterse, Evelien. (2017). Sporen van Smargd: Per trein door Nederlands-Indië 1867-1949. Zwolle: WBooks
https://allardpierson.nl/blog/een-eredoctoraat-in-1921/
https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/
http://resources.huygens.knaw.nl/bwn1880-2000/lemmata/bwn2/ijzerman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar