The Story of Indonesian Heritage

Candi Sojiwan

Candi Sojiwan terletak di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi Sojiwan merupakan salah satu monument dari Dinasti Mataram Kuno abad VIII – X Masehi. Candi ini didirikan sebagai bentuk penghormatan dari Raja Balitung untuk neneknya nini haji rakryan sanjiwana yang beragama Budha.Relief yang terpahat di bagian kaki Candi Sojiwan memuat ajaran moral agama Budha dalam bentuk fabel (cerita binatang).



Penelitian Candi Sojiwan pertama kali dilakukan oleh J.R. van Blom dan dituliskan dalam disertasinya di Universitas Leiden.  J.R. van Blom  yang membahas tentang hiasan pada Candi Sojiwan. Pada tahun 1813 penelitian dilanjutkan oleh Mackenzie yang menemukan pagar keliling pada jarak kurang lebih 40 meter yang mengelilingi candi utama. Kemudian J.F.G.  Brumund mengadakan kunjungan dan penelitian pada bagian dalam candi dan menyebutnya sebagai Candi Kalongan. Pada tahun 1893 di bawah pimpinan Dorrepaal dilakukan penyusunan reruntuhan batu  Candi Sojiwan.


Salah satu upaya pelestarian Candi Sojiwan sudah sejak lama dilakukan. Pencarian batu dan anastilosis akhirnya dapat direkonstruksi kembali bentuk Candi Induk Sojiwan. Dari hasil rekonstruksi tersebut maka Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah tahun 1996 memulai kegiatan pemugaran terhadap Candi Induk Sojiwan.


Pemugaran yang telah dilakukan sejak tahun 1996 sampai tahun 2006 telah mencapai bagian tubuh candi. Namun karena terjadinya gempa 27 Mei 2006 mengalami keruntuhan. Tindakan penyelamatan setelah gempa 2006 dilakukan pembongkaran kembali bangunan candi dan dalam pemasangannya kembali tidak menggunakan kolom. Kemudian batu isian candi yang semula menggunakan batu putih, pada bagian tertentu menggunakan batu andesit yang diperkuat dengan angkur besi. Nat nat antar batu isian diisi dengan hidrolik mortar. Untuk bagian tertentu di mana terdapat gaya tarik, isian nat antar batu menggunakan bligon.
Selama kegiatan pemugaran Candi Sojiwan juga dilakukan penelitian arkeologi. Sampai saat ini, penelitian arkeologi telah menemukan struktur parit keliling (sebagian ditampakkan) struktur pagar halaman I sisi utara dan timur (telah direkonstruksi). Struktur pagar halaman II sisi utara (sebagian telah direkonstruksi) dan dua deret struktur candi perwara stupa pada halaman II sisi utara (salah satu candi perwara stupa telah direkonstruksi). ***[220212]

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami