The Story of Indonesian Heritage

Makam Tralaya

Lokasi kompleks makam Tralaya terletak di Dusun Sidodadi, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Daerah ini kurang lebih 15 km di sebelah barat Kota Mojokerto. Untuk dapat menuju ke tempat ini sangatlah mudah yaitu masuk ke arah selatan dari perempatan Trowulan kurang lebih 2 km.
Kepurbakalaan Tralaya merupakan pekuburan Islam kuno di Kota Kerajaan Majapahit. Menurut Prof. Poerwodarminto, Tralaya berasal dari kata Setra dan Pralaya. Setra berarti tegal (tanah lapang), sedangkan pralaya/laya berarti rusak/mati. Kedua kata tersebut disingkat menjadi Tralaya yang berarti tanah lapang untuk orang mati (pekuburan/makam).
Makam Tralaya merupakan bukti adanya komunitas muslim di dalam Kota Kerajaan Majapahit. Bukti ini didukung oleh sumber tertulis berupa Kidung Sunda yang menguraikan tentang pasukan Kerajaan Sunda yang akan mengantarkan Puteri Raja Sunda sebagai calon pengantin untuk Raja Hayam Wuruk. Pasukan terdiri dari 4 orang utusan diiringi 300 orang punggawa. Utusan ini masuk ke Ibukota Majapahit dan berjalan kea rah selatan sampai Masjid Agung yang terletak di Palawiyan, selanjutnya berjalan lagi kea rah timur dan selatan sampai di Pablantikan diteruskan ke Kepatihan, sedangkan pasukan Majapahit berjalan sampai di Masjid Agung menanti pasukan dari Kerajaan Sunda di sini. Namun keberadaan Masjid Agung ini tidak ditemui lagi di bekas Kota Kerajaan Majapahit. Adanya komunitas muslim di Ibukota Kerajaan Majapahit dituliskan juga dalam Ying-Yai Sheng-Lan yang ditulis oleh Mahuan pada tahun 1416 M. Dalam buku “The Malay Annuals of Semarang and Cerbon” diterjemahkan oleh HJE de Graaf disebutkan bahwa utusan-utusan Cina dari Dinasti Ming pada abad XV yang berada di Majapahit kebanyakan muslim.
Bukti-bukti kepurbakalaan Islam di bekas Kota Kerajaan Majapahit ini menarik perhatian para sarjana untuk meneliti, di antaranya adalah P.J. Veth, Verbeek, Knebel dan Krom. Peneliti selanjutnya Dr. LC. Damais. Ia menyatakan bahwa makam Tralaya meliputi jangka waktu antara 1368 – 1611 Masehi. Adapun nama-nama keluarga Raja Majapahit yang beragama Islam dan dimakamkan di Tralaya antara lain Puteri Kencana Ungu dan Dewi Anjasmara.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, hanya diketahui nama seorang yang dimakamkan di Tralaya yaitu Zainuddin, namun nisan dengan nama ini sudah tidak diketahui lagi tempatnya. ***

 Sumber:
  • I Made Kusumajaya, ____ , Mengenal Kepurbakalaan Majapahit Di Daerah Trowulan, Mojokerto: BP3 Jatim
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami