Situs Pemukiman BPA berada di halaman sebelah selatan Museum Majapahit, yang secara administratif termasuk Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Situs ini memperlihatkan sisa bangunan pemukiman yang sangat menarik. Denah bangunan segi empat, berukuran panjang 5,2 m dan lebar 2,15 m. Kapasaitas ruang ini relative sempit bila dijadikan tempat tinggal, paling banyak ditempati 2-3 orang seperti masih dapat disaksikan di Bali sekarang ini. Tangga terdiri dari 3 undakan, menempel di sisi utara batur. Hal ini menunjukkan bahwa bangunan menghadap ke utara dengan deviasi sekitar 100 ke arah timur laut. Ukuran undakan panjang 90 cm, lebar 50 cm dan tinggi 25 cm. Lantai bangunan tidak ditutup dengan bata, kemungkinan sudah hilang, hanya dijumpai perkerasan tanah padat yang bercampur pecahan kecil tembikar dan bata. Batur bangunan terbuat dari pasangan bata yang masing-masing bata berukuran lebih kurang panjang 28 cm, lebar 18 cm dan tinggi 5 cm. Batur paling tinggi terdiri dari 10 lapis bata. Perekat antara bata berupa tanah setebal ± 0,5-1 cm. Keberadaan perekat tanah ini memberikan petunjuk bahwa bangunan ini dilindungi oleh atap agar terhindar dari erosi hujan yang menyebabkan lepasnya ikatan antar bata.
Sekeliling bangunan dijumpai selokan selebar 7-8 cm yang terbuat dari bata. Dinding selokan dibatasi oleh bata dalam posisi berdiri pada kedua sisinya dan bata rebah/horisontal di bagian dasarnya. Posisi selokan bagian barat lebih rendah dari bagian timur, sehingga dapat diperkirakan pada waktu dihuni air mengalir dari timur ke barat. Tidak ditemukan umpak di situs ini kemungkinan tiang langsung berdiri di atas lantai. Dinding juga tidak ditemukan, kemungkinan bangunan ini merupakan bangunan terbuka tanpa dinding atau menggunakan dinding dari bahan yang mudah lapuk seperti kayu atau anyaman bambu. Atap bangunan terbuat dari genteng terakota, yang pecahannya banyak dijumpai di sekitar bangunan. Genteng dibuat sangat tipis dan halus berukuran panjang 24 cm, lebar 14 cm dan tebal 1 cm.
Bangunan ini mempunyai halaman di sisi utara dan timur. Halaman-halaman ini posisinya lebih rendah 50 cm dari batur bangunan. Halaman utara diperkeras dengan susunan batu kerakal (batu andesit kecil bulat) yang dalam keluasan tertentu dibingkai segi empat dengan bata-bata yang diletakkan secara horisontal. Susunan gabungan kerakal dan bata ini menunjukkan suatu pola perkerasan yang khas. Pola halaman semacam ini dijumpai pula pada penggalian di Situs Trowulan lainnya. Luas halaman utara yang terungkap berukuran panjang 6 m, lebar 4 m, namun demikian halaman ini dapat lebih luas lagi karena halaman utara belum digali lebih luas. Perkerasan semacam ini menjadikan kenyamanan bagi penghuni rumah, karena halaman tidak becek di musim hujan dan tidak berdebu pada musim kemarau. Untuk menghindari genangan air, halaman sisi utara dilengkapi dua jalur selokan terbuka yang mengarah ke timur-barat dan selatan-utara. Keduanya berpotongan dengan selokan yang mengelilingi bangunan. Lebar selokan 16 cm, dalamnya 8 cm, dinding dan bagian dasarnya dibatasi oleh bata. Berdasar perbedaan ketinggian permukaan dasar selokan dapat disimpulkan bahwa pada masa lalu aliran air bergerak dari selatan ke utara. Pada kotak galian lain di halaman selatan Museum Trowulan, ditemukan pipa air terbuat dari tanah liat tertanam in situ di dekat lantai bangunan.
Halaman timur bangunan rumah ditemukan pula sisa-sisa perkerasan yang menggunakan kerakal berbingkai bata seperti halnya halaman utara. Luas halaman yang berhasil diekskavasi panjang 10 m, lebar 5 m. Di halaman ini terdapat sisa bangunan yang tidak diketahui bentuknya secara keseluruhan, tersusun dari pasangan bata yang kokoh. Selain itu di tengah halaman ditemukan sebuah jambangan tembikar in situ berdiameter 66 cm pada bagian perut dan tinggi 40 cm. Jambangan besar yang dapat dikatakan hampir utuh ini diperkuat dengan struktur bata yang kokoh di sekililingnya. Struktur ini berdenah segi empat, berukuran panjang 80 cm, lebar 76 cm, tinggi 25 cm. Keberadaan jambangan di tengah halaman ini menimbulkan dugaan bahwa benda ini digunakan untuk menyimpan air yang setiap saat diperlukan orang ketika berada di halaman itu. Di sisi barat dan timur halaman ini ditanamkan sebuah wadah tembikar. Selokan terbuka dijumpai pula di halaman timur. Lebar selokan antara 10-16 cm dan kedalaman 8-10 cm. Dua jalur selokan melintang dari utara ke selatan, sedang sebuah selokan yang lain melintang dari lokasi jambangan menuju kea rah timur. Berdasar ketinggian dasar selokan aliran air pada waktu itu mengalir dari selatan ke utara. ***
Halaman timur bangunan rumah ditemukan pula sisa-sisa perkerasan yang menggunakan kerakal berbingkai bata seperti halnya halaman utara. Luas halaman yang berhasil diekskavasi panjang 10 m, lebar 5 m. Di halaman ini terdapat sisa bangunan yang tidak diketahui bentuknya secara keseluruhan, tersusun dari pasangan bata yang kokoh. Selain itu di tengah halaman ditemukan sebuah jambangan tembikar in situ berdiameter 66 cm pada bagian perut dan tinggi 40 cm. Jambangan besar yang dapat dikatakan hampir utuh ini diperkuat dengan struktur bata yang kokoh di sekililingnya. Struktur ini berdenah segi empat, berukuran panjang 80 cm, lebar 76 cm, tinggi 25 cm. Keberadaan jambangan di tengah halaman ini menimbulkan dugaan bahwa benda ini digunakan untuk menyimpan air yang setiap saat diperlukan orang ketika berada di halaman itu. Di sisi barat dan timur halaman ini ditanamkan sebuah wadah tembikar. Selokan terbuka dijumpai pula di halaman timur. Lebar selokan antara 10-16 cm dan kedalaman 8-10 cm. Dua jalur selokan melintang dari utara ke selatan, sedang sebuah selokan yang lain melintang dari lokasi jambangan menuju kea rah timur. Berdasar ketinggian dasar selokan aliran air pada waktu itu mengalir dari selatan ke utara. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar