Mutihan
merupakan salah satu nama kampung yang berada di Kelurahan Sondakan, Kecamatan
Laweyan, Surakarta. Letaknya berada di sekitar lapangan Sriwaru hingga di
tepian Sungai (Kali) Jenes, atau sebagai ancer-ancernya
adalah di belakang Pasar Jongke.
Kata
mutihan dalam bahasa Jawa memiliki
arti “membuat putih” atau “memutihkan”. Zaman dahulu di daerah tersebut memang
banyak pemukiman buruh yang berprofesi membersihkan lawe mori dalam proses membuat batik. Lawe
di sini memiliki pengertian yang luas, mulai menghilangkan lilin yang melekat
pada permukaan kain dilakukan dengan cara dimasukkan ke dalam air panas (nglorod) hingga mencuci kain yang sudah
dilorod dengan air bersih sampai
bersih . Kain mori yang semula berwarna agak kekuning-kuningan akan menjadi
putih bersih dan halus.
Dari
banyaknya buruh yang berprofesi seperti itu bermukim di daerah ini, maka banyak
orang luar sering menyebutnya kampung tempat para buruh tersebut, yang dalam
bahasa Jawa disebut mutihan. Maka
hingga kini, daerah tersebut dinamakan kampung Mutihan. Hal ini secara
geografis memang wajar, karena kampung Mutihan ini berbatasan dengan Kampung
Laweyan, tempat di mana para saudagar batik bermukim.
Sementara
itu, ada juga asumsi yang berkembang di masyarakat bahwa kata mutihan itu
timbul karena pada zaman berdirinya Kerajaan Pajang, di daerah tersebut dulu
menjadi perkampungan yang dihuni oleh para abdi dalem mutihan, santri, dan
ulama, yang sering disebut golongan “mutihan” atau orang yang kental terhadap
agama Islam. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar