The Story of Indonesian Heritage

Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo terletak di Jalan Trikora No. 6 Yogyakarta, atau tepatnya berada di kawasan Alun-Alun Utara sebelah utara.
Museum ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) VIII pada 9 Ruwah 1866 Tahun Jawa (6 November 1935) dengan sengkalan Kayu Winayangan ing Brahmana Budha yang terpasang di dekat pintu masuk. Bangunan museum ini, dulunya adalah bekas kantor Schauten.



Museum Sonobudoyo sebagai rumah budaya didirikan dengan susah payah di tengah upaya menciptakan kesadaran akan arti pentingnya makna budaya bagi kehidupan manusia. Rumah budaya ini diharapkan mampun menjadi cermin dalam menembus ruang dari waktu berbagai sisi kehidupan, dari fase prasejarah (sebelum manusia mengenal tulisan) hingga fase sejarah (ketika nenek moyang menciptakan peradaban).
Museum ini memiliki beberapa ruang pamer koleksi, yaitu: ruangan prasejarah (prehistory room), ruangan klasik dan peninggalan Islam (classic room and Islamic heritage) maupun ruangan lainnya. Ruang prasejarah menyajikan benda-benda peninggalan masa prasejarah yang menggambarkan cara hidup manusia pada masa itu, meliputi berburu, mengumpulkan dan meramu makanan. Pada tingkat selanjutnya, manusia mulai bercocok tanam secara sederhana serta melakukan upacara-upacara yang berhubungan dengan religi (kepercayaan terhadap nenek moyang, penguburan serta kesuburan). Sedangkan, ruangan klasik menyajikan situs periode klasik. Secara umum, periode masa klasik berlangsung kira-kira abad 4 M hingga abad 15 M. Pada masa itu, pengaruh Hindu dan Buddha sangat kuat (terutama di kalangan kerajaan).
Selain ruang pamer untuk koleksi yang dimiliki, museum ini juga dilengkapi dengan fasilitas umum lainnya, seperti perpustakaan, ruang laboratorium maupun auditorium.



Museum ini mudah dijangkau karena terletak di daerah yang strategis, yaitu berada di kawasan nol kilometer Yogyakarta. Kawasan nol kilometer Yogyakarta merupakan titik kearifan bagi masyarakat Yogyakarta. Belahan kawasan ini dikepung oleh magnet simbol-simbol tradisi yang begitu kuat, seperti Kraton Yogyakarta, Masjid Gedhe Kauaman, Benteng Vredeburg, Gedong Agung maupun sejumlah bangunan kuno bersejarah lainnya. Magnet simbol-simbol inilah yang sekaligus merupakan daya tarik wisata Yogyakarta. *** [061012]
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami