Puas
mengelilingi Candi Prambanan, tanpa terasa hari pun sudah senja. Mentari
menjelang di ufuk barat, tanpa sengaja menjumpai Museum Prambanan. Karena saat
keluar dari Candi Prambanan di sebelah barat, jalan akan sampai pada pertigaan
jalan. Ke kiri bisa menjumpai Candi Sewu, ke kanan mengarah ke pintu keluar
kompleks Taman Wisata Candi Prambanan di mana di antaranya terdapat Museum
Prambanan.
Mengingat
pertimbangan waktu sudah tidak terkejar bila menuju Candi Sewu, maka penulis
mengarahkan langkah ke kanan dari pertigaan tersebut. Di situlah keberuntungan
bagi penulis karena ternyata dalam langkah tersebut bisa berjumpa dengan bangunan
Museum Prambanan. Tanpa berkpikir panjang, penulis langsung masuk ke dalam
Museum Prambanan di depan pintu utamanya terdapat miniatur kapal kuno.
Museum
ini terletak di Jalan Raya Jogja-Solo Km 16 Desa Tlogo, Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Museum ini berada di
dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan.
Museum Prambanan ini dibangun pada tahun 1998 sebagai salah satu fasilitas bagi wisatawan yang berkunjung di Taman Wisata Candi Prambanan untuk mengetahui lebih jauh tentang Candi Prambanan. Ide awalnya, adalah untuk mengumpulkan tinggalan arekologis yang ada di Candi Prambanan maupun candi-candi di sekitarnya berserta artefak-artefak yang berhubungan dengan candi-candi tersebut.
Museum
Prambanan menempati areal tanah seluas 10.000 meter persegi dengan bangunan
bercorak arsitektur Jawa dan mempunyai bagian-bagian berupa pendopo, ruang
pameran, ruang kantor, dan ruang audio visual.
Memasuki
halaman museum ini, pengunjung akan disambut dengan dua arca dwarapala.
Dwarapala adalah patung penjaga gerbang atau pintu dalam ajaran Siwa dan
Buddha, berbentuk buto (monster
raksasa). Biasanya dwarapala diletakkan di luar candi, kuil atau bangunan lain
untuk melindungi tempat suci atau tempat keramat di dalamnya. Kemudian sambil
melintas paving yang di ujung depan ada arca dwarapala tersebut, pengunjung
bisa menjumpai pendopo yang sekarang
digunakan untuk promosi jamu herbal.
Sementara
itu, di pendopo bagian tengah dikelilingi empat ruangan yang masing-masing
dihubungkan dengan teras beratap. Keempat ruangan tersebut digunakan untuk
ruang koleksi milik Museum Prambanan.
Ruang Koleksi I
Ruang
Koleksi I memajang sejumlah temuan artefak emas dari Wonoboyo, proses pembuatan
relief Ramayana di Candi Siwa, arca Siwa, Brahma, Wisnu dan beberapa arca
lainnya serta lingga yoni. Selain itu, ada pula sebuah fosil kepala kerbau dan
mustaka masjid berukir kepala kala dari Bayat yang terbuat dari gerabah.
Ruang Koleksi II
Ruang
Koleksi II atlas persebaran situs di kawasan Candi Prambanan, arca batu maupun
patung perunggu, prasasti beraksara Jawa Kuno. Peta persebaran tersebut
menunjukkan keberadaan candi Buddha di sekitar Prambabanan yang merupakan
kompleks percandian Hindu terbesar di Indonesia, yaitu Candi Sewu, Candi Plaosan, dan Candi Sojiwan.
Ruang Koleksi III
Ruang
Koleksi III memamerkan beberapa benda koleksi yang berhubungan dengan wujud
Dewa Wisnu. Pertama, arca Wisnu dan Laksmi yang berdiri di atas lapik teratai.
Kedua, arca perwujudan inkarnai Dewa Wisnu, dan ketiga, lapik arca burung
Garuda yang merupakan kendaraan Wisnu.
Ruang Koleksi IV
Ruang
Koleksi IV menampilkan foto-foto reruntuhan kompleks Candi Prambanan pada waktu
ditemukan, candi-candi di sekitar Prambanan, dan foto tokoh-tokoh berjasa dalam
merekonstruksi reruntuhan kompleks Candi Prambanan, seperti Jan Willem
Ijzerman, NJ Krom, dan WF Stutterheim.
Keluar
dari ruang Koleksi IV, pengunjung akan menemui ruang audio visual sebelum keluar dari Museum Prambanan. Ruang audio
visual ini digunakan untuk memutar film berdurasi 20 menit yang berkisah
mengenai latar belakang ditemukannya candi sampai kisah Dewa Siwa sebagai dewa
tertinggi. Ruang berkapasitas sekitar 40 orang ini cukup nyaman dengan
fasilitas AC dan berbayar.
Mengunjungi
museum ini akan menambah wawasan kita akan benda-benda purbakala yang
berhubungan dengan keberadaan kompeks Candi Prambanan yang nota bene pengetahuan akan kebudayan di masa Mataram Kuno. *** [220715]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar