The Story of Indonesian Heritage

Gedung PT Kasa Husada Wira Jatim

Menyusuri Kali Mas di belakang Jembatan Merah Plaza (JMP) membawa kenangan ke masa lampau. Deretan bangunan lawas banyak menghiasi tepian Kali Mas, utamanya bangunan pabrik dan pergudangan peninggalan masa kolonial Belanda. Salah satu bangunan lawas yang masih berdiri dan beroperasi adalah Gedung PT Kasa Husada Wira Jatim.
PT Kasa Husada Wira Jatim merupakan pabrik alat kesehatan yang memproduksi kapas dan kasa untuk keperluan kesehatan dan kosmetika, serta pembalut wanit bersalin dan haid. Pabrik ini terletak di Jalan Kalimas Barat No. 17-19 Kelurahan Krembangan Utara, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Lokasi pabrik ini berada di tepi sebelah barat Kali Mas, atau tepatnya 300 meter arah utara dari Penjara Kalisosok.
Semula, gedung pabrik PT Kasa Husada Wira Jatim ini adalah pabrik kain kasa yang didirikan oleh pengusaha Belanda dengan nama NV Verbandstoffen Fabriek Soerabaia pada 11 Juni 1926.


Pada saat dilakukan nasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1957, dilakukan pengambil alihan perusahaan-perusahaan milik orang Belanda yang bergerak di bidang farmasi, seperti NV Chemicalier Handle Rathcamp & Co. (Jakarta), NV Pharmaceutische Hendel Svereneging J. Van Gorkom & Co. (Jakarta), NV Pharmaceutische Hendel Svereneging De Gedeh (Jakarta), NV Bandoengsche Kinine Fabriek (Bandung), NV Insone Combinatie Voor Chemicals Industries (Bandung), NV Jodium Ondeneming Watoekadon (Mojokerto), NV Verbandstoffen Fabriek (Surabaya), dan Drogistery Ballem (Surabaya).
Pada 1958 perusahaan-perusahaan tersebut mengalami proses nasionalisasi dan dibentuk menjadi Bapphar (Badan Pusat Penguasaan Perusahaan Pharmasi Belanda). Bapphar kemudian digabung dengan beberapa perusahaan dari Bappit (Badan Pusat Penguasaan Industri dan Tambang).
Berdasarkan UU No. 19/Prp/Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara (PN) dan PP No. 69 Tahun 1961, Departemen Kesehatan mengubah Bapphar menjadi Badan Perusahaan Umum (BPU) Farmasi Negara dan membentuk beberapa Perusahaan Negara Farmasi (PNF) yaitu Radja Farma (Jakarta), Nurani Farma (Bandung), Nakula Farma (Jakarta), Bhineka Kina Farma (Bandung), Bio Farma (Bandung), Sari Husada (Yogyakarta) dan Kasa Husada (Jawa Timur). Pada perkembangan selanjutnya melalui PP No. 3 Tahun 1969 tanggal 23 Januari 1969, PNF Radja Farma, PNF Nakula Farma, PNF Sari Husada dan PNF Bhineka Kina Farma digabungkan dan dilebur menjadi perusahaan Farmasi dan Alat Kesehatan Bhineka Kimia Farma.
Pada 19 Maret 1971 pemerintah melalui PP No. 16 Tahun 1971, mengalihkan bentuk PN Farmasi Kimia Farma menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Pada 1997 PT Kimia Farma menjadi sebuah perusahaan terbuka (Tbk) sehingga masyarakat ikut serta dalam kepemilikan saham di PT Kimia Farma.
Sedangkan, Kasa Husada tetap mempertahankan bidang usahanya pada produksi kain kasa, begitu pula halnya dengan Sari Husada dengan pabrik susunya. Dalam perjalanan usahanya, Kasa Husada akhirnya diambil alih oleh PT Panca Wira Usaha Jawa Timur (holding company), sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Timur, sebagai anak perusahaannya dengan nama PT Kasa Husada Wira Jatim.
Gedung yang digunakan untuk produksi kain kasa ini masih terawat dengan baik, dan sesuai dengan Surat Keputusan Wali Kota Surabaya Nomor 188.45/77/436.1.2/2015 tanggal 17 Maret 2015 bangunan PT Kasa Husada Wira Jatim ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB). *** [170116]

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami