The Story of Indonesian Heritage

Sukarni

Sukarni lahir pada 14 Juli 1916 di Desa Sumberdiran, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Anak ke lima pasangan Kartodiwirjo-Supiah. Sukarni bermakna, Su artinya lebih, dan Karni berarti banyak memperhatikan. Sukarni diharapkan lebih banyak memperhatikan dunia ini, memperhatikan nasib bangsanya yang pada saat itu masih dijajah Belanda.
Sukarni bersekolah di sekolah Mardisiswo yang dipimpin oleh seorang nasionalis Moh. Anwar, yang berasal dari Banyumas. Sekolah ini mempunyai arah pendidikan anti penjajah Belanda. Di sekolah Mardisiswo inilah Sukarni memperoleh tempaan semangat nasionalisme.
Pada masa Jepang, Sukarni bekerja pada kantor Antara (Domei) namun itu tidak berlangsung lama karena ia meninggalkan kerja kewartawanannya. Sukarni mulai giat menyusun kader tenaga muda untuk perjuangan kemerdekaan. Gedung Menteng 31 merupakan tempat atau markas di mana Sukarni bertindak sebagai ketua asrama di sana (1943).
Pengalaman politik Sukarni dalam Indonesia Muda, kursus kader politik Soekarno, dan asrama Menteng 31 telah berhasil membentuk Sukarni menjadi seorang pemuda aktivis yang militan dan revolusioner. Semua itu membuat Sukarni memainkan peranan dalam peristiwa sekitar proklamasi.
Setelah Indonesia merdeka, Sukarni memegang seksi pemerintahan dan urusan luar negeri dalam Barisan Buruh Indonesia.
Pada 7 Mei 1971 Sukarni Kartodiwirjo meninggal dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya pemerintah kemudian menganugerahkan Bintang jasa Putera Kelas Empat kepadanya.

Sumber:
Museum Perumusan Naskah Proklamasi Documentary Board
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami