Semasa
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat masih berkuasa, banyak dilakukan
pembangunan di Surakarta, atau yang disebut dengan Kota Solo, di antaranya
pembangunan sejumlah gapura. Salah satunya adalah Gapura Slompretan. Gapura ini
terletak di Jalan Dr. Radjiman, Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota
Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi gapura ini berada di sebelah barat daya
alun-alun lor atau di depan Pasar Klewer.
Gapura
ini dikenal dengan sebutan Gapura Slompretan, karena lokasinya tepat berada di
depan Pasar Slompretan. Sekarang, pasar tersebut menjadi Pasar Klewer. Oleh
karena itu, Gapura Slompretan ini acapkali disebut dengan Gapura Klewer.
Gapura Slompretan sebagai pembatas teritori kawasan mengandung makna sebagai titik-titik masuk ke dalam kawasan kraton. Dulu, abdi dalem maupun kawula yang akan menuju ke alun-alun lor atau pagelaran yang berada di sebelah barat kraton, biasa masuk melewati Gapura Slompretan. Sehingga, Gapura Slompretan merupakan entry point dari arah barat.
Pembangunan gapura Kraton Kasunanan Kasunanan Surakarta mulai abad ke-18, hanya saja pada waktu itu masihlah sederhana. Baru pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono X, Gapura Slompretan ini mengalami renovasi menjadi bentuk seperti yang sekarang ini, yang dibuka pada hari Rabu Pahing Sura Je 1870 atau 8 Maret 1939.
Secara
arsitektural, bangunan gapura tersebut dipengaruhi oleh aliran yang berasal
dari Eropa, seperti penggunaan kolom-kolom maupun lengkungan di atasnya.
Kolom-kolom yang terdapat pada Gapura Slompretan ini ada 8 kolom, empat kolom
berada di sisi barat, dan empat kolom berada di sisi timur. Dilihat dari
fasadnya, kolom-kolom tersebut merupakan aristektur Eropa yang berasal dari
arsitektur Yunani yang dikenal dengan kolom bercorak Doric. Doric merupakan
corak kolom yang tergolong paling sederhana bila dibandingkan dengan corak Ionic maupun Corinthian.
Di
bawah base kolom, terdapat sebuah scamillus
yang agak tinggi. Scamillus merupakan
gabungan dua plinth untuk menempatkan
dua kolom sekaligus. Scamillus inilah
yang pada waktu itu menjadi tempat bertengger para abdi dalem yang mengatur diizinkan atau tidaknya seseorang
melewatii Gapura Slompretan tersebut.
Sebenarnya
kemegahan dan keanggunan dari Gapura Slompretan ini masih bisa terlihat, hanya
saja terkadang focal pointnya sering
tersamar oleh aktivitas pedagang kaki lima yang berada di Pasar Klewer
tersebut. *** [240617]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar