The Story of Indonesian Heritage

Stasiun Kereta Api Gumuk Mas

Stasiun Kereta Api Gumuk Mas (GM) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Gumuk Mas, merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen  PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember yang berada pada ketinggian + 10 m di atas permukaan laut.
Stasiun ini terletak di Dusun Kebonan RT. 01 RW. 01 Desa Purwoasri, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di sebelah utara BRI Unit Gumukmas ± 400 meter.

   
Stasiun Gumuk Mas (Foto: Harista Weni Jayanti)

Bangunan Stasiun Gumuk Mas ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda. Pembangunan stasiun ini dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api Lumajang-Kencong-Balung sepanjang 42 kilometer. Pelaksanaan proyek tersebut dikerjakan oleh perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS), pada tahun 1928, yang dikenal dengan O/L-2 (Oosterlijnen-2).
Oosterlijnen-2 ini menunjukkan pembangunan jalur kereta api di Jawa untuk jalur lintas bagian timur yang kedua. Biasanya berfungsi untuk menyambungkan sebuah daerah tersebut ke daerah lainnya yang telah dilalui O/L-1.


Stasiun Gumuk Mas dari samping (Foto: Harista Weni Jayanti)

Proyek jalur rel Lumajang-Kencong-Balung ini merupakan pembangunan jalur rel kereta api terakhir yang dilakukan oleh SS. Jalur Oosterlijnen milik SS ini mendominasi area jalur kereta api di Jawa Timur (terutama wilayah selatan dan timur) dan sedikit di wilayah timur Jawa Tengah. Selain itu, jalur rel Lumajang-Kencong-Balung ini diciptakan oleh Pemerintah Hindia Belanda karena daerah di sekitar jalur tersebut merupakan areal perkebunan tebu yang sangat luas. Dulu dari Stasiun Gumuk Mas, tebu tersebut diangkut oleh kereta api menuju pabrik gula di Kencong. Komoditas tambahan yang diangkut dari daerah selatan ini adalah beras dan tembakau.


Menjadi kebun Sengon (Foto: Harista Weni Jayanti)

Pada masa Hindia Belanda stasiun ini cukup ramai aktivitas pengangkutan penumpang manusia maupun komoditas perkebunan seperti tebu, beras dan tembakau. Setelah Hindia Belanda merdeka menjadi Indonesia, jalur ini masih sempat bertahan untuk digunakan sebagai aktivitas lalu lintas kereta api kemudian sedikit demi sedikit mulai meredup. Pamornya mulai kalah dengan moda transportasi darat lainnya, seperti colt maupun bus. Akhirnya, Stasiun Gumuk Mas resmi berhenti pada tahun 1975.
Meski bangunan bekas Stasiun Gumuk Mas ini masih tampak berdiri kokoh, sejatinya bangunannya mulai terlantar. Banyak coretan-coretan di temboknya, dan ada atapnya yang mulai bocor karena gentengnya ada yang mlorot. Kini bangunan itu tertutup oleh tanaman Sengon dan Jati Mas oleh masyarakat setempat, dan di dekatnya juga ada kandang sapi milik warga.
Dulu, stasiun ini memiliki 2 jalur rel di mana jalur 1 digunakan sebagai sepur lurus, ke arah barat menuju Stasiun Kencong dan yang ke timur menuju ke Stasiun Balung. Sedangkan, jalur 2 digunakan sebagai transit kereta api manakala terjadi persilangan atau persusulan antarkereta api.
Bila dibiarkan terus-menerus, bangunan bekas Stasiun Gumuk Mas ini akan roboh dengan sendirinya, dan tentunya akan hilang dari sejarah. Ironi memang, bangunan stasiun kereta api yang termasuk dibangun oleh SS diakhir proyeknya di Pulau Jawa malah lebih duluan non aktifnya atau tidak beroperasi lagi. *** [160518]

Fotografer: Harista Weni Jayanti

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami