The Story of Indonesian Heritage

Candi Kalasan

Keberadaan Candi Kalasan dapat dikaitkan dengan sebuah prasasti batu berbahasa Sanskerta berhuruf Prenagari yang berangka tahun 700 Saka atau tahun 778 Masehi. Di dalam prasasti Kalasan itu disebutkan tentang diperingatinya jasa Raja Panangkaran yang telah membangun sebuah kuil bagi Dewi Tara serta memuat arca dewi yang kemudian ditahtakan di dalam kuil tersebut. Kuil tersebut dinamakan Tarabhawana yang kini dikenal sebagai Candi Kalasan. Selain itu di dalam prasasti Kalasan juga disebutkan tentang pendirian tempat tinggal (asrama) bagi para pendeta dengan menghibahkan desa Kalasan kepada para sanggha.


Di dalam prasasti tersebut, baik kuil Dewi Tara maupun asrama disebut sebagai wihara. Penyebutan asrama bagi para sanggha sesuai dengan prasasti sering dikaitkan dengan bangunan Candi Sari yang berada 500 m di sisi timur laut Candi Kalasan. Prasasti Kalasan kini disimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor D 147.


Candi Kalasan adalah candi yang bercorak Buddha. Bangunan Candi Kalasan memiliki keunikan bila dibandingkan dengan candi-candi lain di sekitar Prambanan.
Berdasar penelitian terhadap struktur bangunan candi diketahui bahwa bangunan yang kita saksikan kini adalah bangunan ketiga, sehingga dapat diperkirakan penyebutan angka tahun 700 Saka dalam prasasti tentu bukan bangunan candi yang saat ini, melainkan bangunan yang sudah ditutup bangunan baru.


Seni hias pada Candi Kalasan juga mempunyai corak khas yakni berupa pola hias sulur gelung yang ditempatkan secara vertikal pada tubuh candi hingga bisa memberi kesan tinggi pada bangunan.
Relief pada tubuh bangunan candi dipahat secara halus yang kemudian dilapisi dengan lapisan bajralepa yakni semacam semen pelapis sisi luar bangunan. Lapisan bajralepa ini terlihat hingga 3 lapis yang saling bertumpuk. Berdasar analisis laboratorium lapisan bajralepa tersusun dari pasir kwarsa (30%), kalsit (40%), kalkopirit (25%) serta lempung (5%). Keunikan lain dari Candi Kalasan ini adalah dijumpainya batu monolit di tangga pintu masuk sisi timur. Batu ini sering disebut sebagai moonstone.
Candi Kalasan merupakan kompleks bangunan yang terdiri dari bangunan induk yang dikelilingi oleh stupa sebanyak 52 buah yang mengitari batur candi.
Saat ini sisa bangunan Candi Kalasan adalah 24 m. Bangunan tubuh candi berdiri pada batur setinggi 1 m dengan kaki candi setinggi 3 m, tubuh 13 m dan atap 7 m. Tubuh candi berdenah bujur sangkar berukuran 16,5 x 16,5 m. Di tiap sisi bangunan terdapat pintu dengan tangga, sedangkan sisi timur merupakan pintu utama menuju bilik utama. Dahulunya pada bilik utama ini terdapat sebuah arca yang cukup besar, hal ini diketahui dari dudukan arca yang juga sangat besar.
Tahun 1939 – 1940-an Candi Kalasan dilakukan perbaikan, yakni memasang kembali batu-batu atap serta melakukan konsolidasi pintu masuk sisi selatan yang mulai rusak. Namun secara keseluruhan Candi Kalasan belum pernah dipugar total seperti candi-candi lainnya. Kendati demikian masih lumayan bila dibandingkan kondisi candi saat digambar oleh Cornelius pada tahun 1806, penuh dengan pepohonan yang menghinggapi candi dan akar pohonnya mencengkeramnya. *** [090312]

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami