Museum Sejarah Jakarta yang terletak di Taman Fatahillah No.1 Jakarta Barat merupakan sebuah lembaga museum yang memiliki sejarah cukup panjang. Bangunan Museum Sejarah Jakarta sesuai dengan prasastinya diresmikan tahun 1710 pada masa Pemerintahan Gubernur Jenderal Abraham van Riebeck.
Museum Sejarah Jakarta berawal dari Museum Oud Batavia (Batavia Lama) beralamat di Jl. Pintu Besar Utara No.27 Jakarta (kini Museum Wayang) diresmikan tahun 1936. Pada masa kemerdekaan museum ini berubah menjadi Museum Djakarta Lama di bawah naungan Lembaga Kebudayaan Indonesia dan selanjutnya tahun 1968 diserahkan kepada Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta tanggal 30 Maret 1974 oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Ali Sadikin.
Perbendaharaan koleksi Museum Sejarah Jakarta mencapai jumlah lebih dari 23.000 buah yang berasal dari warisan Museum Djakarta Lama, hasil pengadaan Pemerintah DKI Jakarta, hasil ekskavasi (penggalian arkeologi), sumbangan perorangan maupun institusi.
Koleksi Museum Sejarah Jakarta terdiri dari beragam bahan material baik yang sejenis maupun campuran, meliputi logam, batu, kayu, kaca, kristal, gerabah, keramik, kain, kulit, kertas dan tulang. Koleksi unggulan Museum Sejarah Jakarta antara lain Meriam Si Jagur, Pemisah ruangan bergaya Baroque dari abad 18, pedang eksekusi, lukisan Gubernur Jenderal VOC Hindia Belanda tahun 1602-1942, peralatan masyarakat prasejarah, prasasti dan berbagai macam senjata.
Untuk meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta bertekad untuk bisa menjadi pusat informasi sejarah Kota Jakarta dan tidak ingin sekadar menjadi tempat untuk menghimpun, meneliti, memelihara, dan memamerkan benda koleksi serta menyajikan informasi sejarah kota saja, tetapi juga bisa menjadi tempat bagi semua orang, baik bangsa Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewasa bahkan bagi penyandang cacat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi. *** [270312]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar