The Story of Indonesian Heritage

Stasiun Kereta Api Serang

Menjelang abad ke-16 sungai sudah merupakan sarana transportasi utama di Banten. Pada waktu itu sungai merupakan jalur penghubung antara Banten Girang dengan Banten. Sarana transportasi ini kemudian berkembang sejalan dengan perkembangan Kota Banten, yaitu dengan di buatnya kanal-kanal. Perkembangan ini pun mencapai puncaknya pada abad ke-18.


Pembangunan jalan raya pun dilakukan atas perintah Daendels yang menghubungkan antara Kramatwatu-Banten-Serang, yang kemudian dijadikan sebagai jalan sekunder untuk jalan pos Anyer-Panarukan. Di sini kita bisa melihat bahwa fungsi sungai sebagai sarana transportasi telah diambil-alih oleh jalan raya. Namun pada abad berikutnya yakni sekitar awal abad ke-20, transportasi melalui sungai sudah tidak berfungsi  lagi. Kondisi jalan raya pun sudah tidak layak lagi untuk digunakan sehingga akhirnya banyak masyarakat yang lebih memilih atau menyukai jalur kereta api daripada jalan raya  sebagai sarana transportasi. Hal ini pun mengingat sarana transportasi kereta api ini lebih bernilai ekonomis.

Menurut peta Serrurier maka pada tanggal 20 Desember 1900 jalur perkeretaan ini pun mulai dibuka (satu jalur), jalur  kereta api ini dapat menghubungkan antara Jakarta dengan Merak, dimulai dari Rangkasbitung, Serang, dan Cilegon.
Secara administratif, bangunan stasiun ini terletak di Jalan Kitapa No. 2 Cimuncang, Kota Serang, Provinsi Banten. Bangunan stasiun ini memiliki dua buah ruangan yang pertama  ruangan kontrol perjalanan kereta api dan ruangan kepala stasiun, sedangkan ruangan yang kedua merupakan loket dan administrasi.
Di antara keduanya terdapat ruang tunggu penumpang di mana beberapa bagian bangunan seperti jendela dan pintu masih berupa bentuk lama dengan ukuran besar yang merupakan peninggalan Belanda. Bangunan stasiun kereta api Serang ini menghadap ke arah barat dengan pondasi bangunan ditinggikan sekitar 60 cm dari permukaan tanah. Sedangkan luas bangunan stasiun kereta api serang ini yaitu 44.373 m2. Luas perkantoran di luar stasiun yaitu 480. 50 m2, maka jumlah luas bangunan stasiun dan luas perkantoran di luar stasiun adalah 428. 50 m2. Sedangkan luas parkiran 1.358 m2, luas peron 610 m2 dan gudang TK  adalah 86 m2.
Pada umumnya bangunan ini memanjang seperti bangunan stasiun kereta api lainnya. Tepatnya di depan pintu masuk terdapat sebuah canopy yang menjorok ke luar. Adapun komponen bangunan seperti jendela dan daun pintu terbuat dari kayu yang bersusun horizontal. Sedangkan atap bangunannya ditutupi oleh seng dengan di stiap sudutnya terdapat hiasan yang brbentuk pucuk bunga. Bagian dindingnya kebanyakandilengkapi dengan ragam hias pelipit yang banyak terutama di bagian atas jendela dan atap dinding dengan bagian bawah.
Sedangkan di bagian depan stasiun terdapat papan yang menjelaskan bahwa bangunan stasiun ini dilindungi oleh Negara sebagai Benda Cagar Budaya, yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten. *** [230612]
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami