Menara Syahbandar didirikan di atas situs bersejarah kubu Bastion Culemborg yang dibangun pada tahun 1645, merupakan bagian dari Tembok Kota Batavia. Culemborg ini dibangun oleh Gubernur Jenderal Antonio van Diemen, kubu ini menghadap ke arah barat laut Kota Batavia, merupakan pintu masuk Kota Batavia dari laut (Waterpoort). Nama Culemborg diambil dari nama sebuah kota kecil tempat di mana van Diemen dilahirkan. Pada tahun 1808, kubu ini dihancurkan oleh Gubernur Jenderal Daendels, kemudian di atasnya didirikan bangunan menara pengawas yang dikenal juga dengan menara syahbandar pada tahun 1839.
Menara Syahbandar (Uitkijk) didirikan pada tahun 1839, menggantikan tiang bendera lama yang berlokasi di Galangan Kapal VOC. Fungsi dari tiang bendera ini adalah untuk memberikan tanda-tanda kepada kapal yang akan berlabuh di Sunda Kelapa, tetapi sekaligus sebagai menara pengawas, baik wilayah laut maupun darat. Menara Syahbandar merupakan bangunan tertinggi pada waktu itu, sehingga sangat tepat dijadikan menara pengawasan.
Setelah pelabuhan Tanjung Priok dibangun pada tahun 1886, fungsi menara ini mulai berkurang. Pada tahun 1926 sampai dengan 1967, menara ini berfungsi sebagai Kantor Syahbandar Pelabuhan Pasar Ikan. Setelah pelabuhan Sunda Kelapa diresmikan pada tahun 1967, maka menara ini tidak lagi dijadikan kegiatan pelabuhan.
Bagian dari Menara Syahbandar
Di kompleks Menara Syahbandar ditemukan dua buah prasasti batu bertuliskan huruf China. Prasasti pertama berbunyi: Kantor Pengukuran dan Penimbangan “Di sini titik nol (kilometer) Batavia”. Artinya bahwa Menara Syahbandar dijadikan titik tolak pengukuran jarak dari Kota Batavia, yang ditetapkan oleh Kantor Pengukuran dan Penimbangan .
Sedangkan prasasti lainnya menyebutkan bahwa saudagar China yang berada/berdagang ke Batavia ikut berbelasungkawa/memperingati meninggalnya Kaisar Pu Yi yang meninggal di China. Hal ini membuktikan bahwa pada abad tersebut sudah terjadi hubungan perdagangan antara Batavia dan China.
Menara Syahbandar berukuran panjang 10 meter, lebar 6 meter dan tinggi 18 meter. Di bagian bawah menara terdapat ruangan yang difungsikan sebagai ruang tahanan bagi awak buah kapal yang melanggar peraturan. Mereka dikurung selama berhari-hari, dalam ruangan yang pengap dan lembab.
Di bagian puncak terdapat jendela di empat sisi menara untuk mempermudah pengawasan dari segala penjuru.
Selain itu, di sekitar menara terdapat tiga buah bangunan yang tetap dilestarikan hingga saat ini. Ketiga bangunan tersebut adalah (1) Bangunan di depan menara adalah gudang navigasi, (2) Bangunan yang berada di bawah berdekatan dengan tangga adalah kantor untuk melakukan transaksi perdagangan, dan (3) Bangunan di samping menara merupakan kantor pabean. *** [210612]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar