Di bawah kekuasaan VOC Sunda Kelapa berkembang lebih pesat lagi menjadi sebuah pelabuhan transit internasional dan Batavia menjadi Bandar terpenting di Asia. Kala itu Batavia telah menjadi urat nadi jaringan perniagaan yang terentang dari Jepang sampai Afrika dan dari Ternate hingga Bandar Surat di Teluk Arab. Sebagai sebuah kota pelabuhan transit internasional, Batavia dengan pelabuhan Sunda Kelapanya dapat menyuplai berbagai barang dagangan ke negara-negara Eropa dan dari berbagai daerah Nusantara maupun negara di Asia lainnya (seperti Cina dan India) dengan komoditas perdagangan seperti kain sutra, the, kopi, tembakau, rempah-rempah, arak (tuak) serta berbagai jenis keramik. Kejayaan Pelabuhan Sunda Kelapa inilah yang secara langsung menjadi faktor utama pesatnya Batavia di masa kekuasaan VOC. Tidak hanya itu, dengan adanya Sunda Kelapa ini, Batavia juga ikut membantu kemajuan perekonomian Belanda. Setiap tahunnya Batavia mengirimkan pemasukan dalam jumlah yang cukup besar yaitu 4 juta Gilders ke Belanda. Berkat pelabuhan ini pula, Batavia berkembang menjadi kota yang maju, banyak para pengusaha yang menjadi kaya di kota ini. Dengan kanal-kanalnya yang dialiri air yang jernih serta bangunan-bangunan indah dan megah yang mengisi kota, membuat Batavia memiliki julukan Ratu Dari Timur (Koningen van Het Oosten) dan menjadi daya tarik tersendiri bagi negara-negara lain khususnya negara-negara di Eropa untuk datang dan berkunjung ke Batavia seperti Inggris, Perancis, dan negara-negara Skandinavia seperti Swedia, pada tahun 1732-1733 dengan kapal Götheborg dalam pelayaran pertamanya menuju Canton (Cina) tertarik untuk singgah di Batavia. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar