Pemerintah Hindia Belanda pada 1883, memerlukan pelabuhan yang bisa menggantikan fungsi Pelabuhan Sunda Kelapa yang sudah mulai surut pamornya. Maka dibuatlah Pelabuhan Tanjung Priok. Keberadaannya mampu menggeser peranan Pulau Onrust yang semula menjadi pusat niaga dan pertahanan terdepan Belanda.
Tanjung Priok sekarang ini telah menjadi pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia. Pelabuhan yang berada di Provinsi DKI Jakarta ini menangani lebih dari 37% arus barang total dari wilayah PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Pada tahun 2002, arus barang melalui Pelabuhan Tanjung Priok tercatat sebesar 35,6 juta ton, meningkat 7,97% dari tahun sebelumnya dengan komposisi arus barang ekspor 12,5%, impor 33% , dan angkut pulau 54,5%. Sedangkan arus kapal mencapai 16,3 ribu unit atau 93,2 juta GT. Peningkatan itu terus terjadi dari tahun ke tahun.
Pelabuhan Tanjung Priok tidak hanya melayani bongkar-muat barang, tetapi juga menjadi alur pelayaran penumpang yang sibuk. Pasalnya pelabuhan ini termasuk dalam kategori pelabuhan laut (gate way port) yang bisa disinggahi kapal-kapal besar dari mancanegara. Dan, Pelabuhan Tanjung Priok ini memberikan kontribusi yang penting bagi pertumbuhan industry di Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi), Jawa Barat, dan Banten. Pengembangannya dibangun terminal penumpang terpadu, terminal curah, dan peti kemas di Ancol Timur. Selain, pemenuhan terhadap percepatan bongkar-muat barang dengan teknologi modern. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar