Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP) didirikan atas prakarsa Ibu Tien Soeharto sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan penghargaan yang tinggi atas dukungan masyarakat Indonesia dan mancanegara kepada Bapak Soeharto, Presiden RI ke-2.
Museum yang terletak di Jalan Taman Mini I Jakarta Timur ini, dibangun oleh Yayasan Purna Bhakti Pertiwi selama 5 tahun (1987 hingga 1992) di atas areal seluas 19,73 hektar dan diresmikan pembukaannya pada tanggal 23 Agustus 1993 oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto.
Secara garis besar MPBP terdiri dari bangunan utama, bangunan penunjang, dan tata ruang luar. Bangunan utama seluas 25.000 m² terdiri dari ruang perjuangan, ruang utama, ruang khusus, ruang asthabrata dan perpustakaan.
Ruang perjuangan menampilkan pernak-pernik sejarah perjuangan Soeharto dalam masa kemerdekaan, kebanyakan berujud foto-foto.
Ruang utama terdiri atas 3 lantai. Umumnya, koleksi yang dipamerkan di ruang utama ini adalah koleksi yang dimiliki oleh Keluarga Presiden Soeharto yang berasal dari pemberian masyarakat Indonesia maupun mancanegara. Ruang utama lantai 1 berisi koleksi keramik, ukiran kayu, kristal, batu mulia, laquer, perunggu, kulit kerang, gading, perak, patung kepengan, gamelan, marmer, furniture, proselin hingga batu giok. Ruang utama lantai 2 menyajikan koleksi lukisan, anekan ragam kain, keramik, rumah toraja, laquer, tempat tidur Cina dan perangkat barong. Sedangkan, ruang utama lantai 3 memamerkan koleksi jam, prajurit dari timah, marmer, kulit kerang, kapal, keramik, lukisan, minyak wangi, porselin, kalung batu mulia, ukiran tulang dan boneka dengan pakaian adat.
Ruang khusus yang terletak di lantai 1 berisi medali-medali milik mantan Presiden Soeharto dari berbagai negara, di mana di tengahnya diletakkan patung Soeharto.
Ruang asthabrata yang terletak di lantai 1 menyajikan delapan asas kepemimpinan yang divisualisasikan dalam adegan wayang kulit sesuai urutan cerita Wahyu Makhuta Rama juga berbagai koleksi bahan pustaka dari pelbagai disiplin ilmu.
Ruang perpustakaan yang terletak di lantai 1 berisi koleksi buku-buku perihal Soeharto dan buku umum lainnya. Pengunjung bisa mengenal lebih dekat dengan Soeharto lewat perpustakaan ini.
Sedangkan bangunan penunjang terdiri dari gerbang penerima, cafeteria, kantor pengelola, mushalla, shelter, gedung serba guna dan area bermain anak.
Tata ruang luar berfungsi sebagai rekreasi dan penghijauan terdiri atas berbagai tanaman dan area tanaman langka khas Indonesia. Di halaman MPBP terdapat sebuah kapal perang KRI Harimau (bukti sejarah perjuangan pembebasan Irian Barat tahun 1962, kemudian Irian Jaya dan sekarang menjadi Papua), kendaraan bersejarah, griya Mahabharata dan griya Makhuta Rama.
Konsep arsitektur MPBP tercermin pada rancangan tata ruang dalam yang merupakan inti penyajian, dan diperkuat secara integral oleh pola rancangan tata ruang luar.
Penerapan makna simbolis pada bentuk maupun unsur-unsur bangunan museum ini antara lain tercermin pada bentuk kerucut, pola pohon hayat, kantor pengelola, lidah api, pola jayakusuma, pola cakramanggilingan, dian, air mancur, warna pada unsur bangunan. *** [140712]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar