Ketika teknologi pelayaran semakin meningkat di abad ke-15, maka dimulailah era penjelajahan oleh bangsa Eropa. Diawali bangsa Portugis dan Spanyol, yang membagi dua dunia berdasarkan Perjanjian Tordesilas. Dilandasi semangat gold, gospel, and glory, pelayaran kolonialisasi segera diikuti oleh bangsa Eropa lain. Hal inilah yang menjadi cikal bakal imperialism kuno.
Portugis dan Spanyol dikenal sebagai bangsa yang memelopori pelayaran keliling dunia dan mengawali imperialism kuno pada abad ke-15 dan ke-16. Hal tersebut bermula dari penemuan kompas, pembuatan kapal yang memungkinkan menjelajahi lautan luas, dan teori Copernicus yang menyebutnya bahwa bumi berbentuk bulat. Mereka bersemboyan: Gold (emas lambang kekayaan), Gospel (penyebaran agama), Glory (kejayaan yang berarti menguasai daerah-daerah yang didatangi). Maka dimulailah era kolonialisasi.
Kemudian, Portugis pun menaklukkan Malaka pada 1511 dan Spanyol sudah berada di Filipina sejak tahun 1522. Pada abad ke-15 terjadi persaingan yang sengit antara Portugis dan Spanyol dalam pelayaran dan penaklukan daerah-daerah yang didatanginya. Untuk meredam persaingan itu, pada 1439, kedua bangsa itu melakukan perjanjian yang dikenal nama ‘Perjanjian Tordesilas’. Perjanjian itu menetapkan bahwa dunia dibagi menjadi dua bagian. Daerah-daerah di sebelah utara khatulistiwa menjadi milik Spanyol, sedangkan daerah-daerah di sebelah selatan khatulistiwa menjadi milik Portugis.
Dalam waktu relatif singkat, kedua bangsa itu berhasil menguasai serta menentukan perdagangan rempah-rempah (komoditas yang ketika itu bernilai ekonomi sangat tinggi) di pasaran dunia. Pelayaran penaklukan wilayah yang menguntungkan ini, terus digiatkan oleh Portugis dan Spanyol. Yang kemudian diikuti Belanda, Perancis, Inggris, Jerman, Belgia, dan Italia, antara persaingan untuk menguasai dan menjajah wilayah-wilayah di benua Asia, Afrika, Amerika, dan Australia.
Nusantara sebagai kawasan yang ideal, tempat berlalu lalang kapal-kapal dari penjuru dunia, juga menjadi daerah incaran penguasa Eropa tersebut. Penaklukan-penaklukan pun berlangsung di sini. Portugis, Inggris, dan Belanda saling berebut pengaruh untuk menanamkan kekuasaan di Nusantara, sekaligus mengusung rempah-rempah dari negeri ini. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar