Pada 20 Maret 1602, atas inisiatif Staten-Generaal (semacam dewan rakyat) didirikan perusahaan dagang Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) di Amsterdam, Belanda. Pemegang sahamnya adalah para pedagang besar Belanda yang merasa dirugikan dengan monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilakukan Portugis dan Spanyol.
Dalam kurun waktu lima tahun, VOC sudah memiliki 15 armada yang terdiri dari 65 kapal yang memulai pelayarannya dari pelabuhan-pelabuhan di Rotterdam, Amsterdam, Middleburg, Vlisingen, Veere, Delft, Hoorn, dan Enkhuizen. Pada masa jayanya, VOC memiliki lebih dari 1.000 kapal dagang, ribuan karyawan di puluhan kantor dagang Asia dan Afrika. Dalam jangka waktu 200 tahun, VOC telah mengirim sekitar 4.800 kali armada dagangnya ke Asia, termasuk Nusantara.
Pemerintah Belanda memberikan kekuasaan kepada VOC untuk menyatakan perang, membangun benteng, dan membuat perjanjian di seluruh Asia. Kekuasaan VOC berkembang pesat pada 1630 dengan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Terutama setelah VOC berhasil mengambil alih Malaka dari Portugis. Demi kepentingannya, VOC bahkan mulai menjajah kerajaan-kerajaan di Nusantara. Meskipun beberapa kali mendapat perlawanan sengit di berbagai daerah.
Tujuan VOC untuk menguasai perdagangan rempah-rempah dilakukan dengan berbagai cara, termasuk melarang Raja Ternate menanam pohon cengkeh di semua wilayah terkecuali Ambon dan daerah lain yang dikuasai VOC (1643). Kejadian itu, berbuntut pada tahun 1656, saat pemusnahan tanaman rempah-rempah di Hoamoal, Ternate. Akibatnya daerah tersebut tidak didiami manusia kecuali jika ekspedisi Hongi (armada tempur) melintasi wilayah itu untuk mencari pohon-pohon cengkeh liar yang harus dimusnakan. Selain cengkeh, rempah-rempah lain yang sangat berharga ketika itu adalah lada dan pala.
Pada masa Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen (1619) , Batavia dijadikan sebagai tempat persinggahan utama kapal-kapal dagang VOC dari seluruh dunia. Pada pertengahan kedua abad XVIII, kekuasaan VOC mulai menurun dan secara resmi dibubarkan pada 1 Januari 1800. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar