The Story of Indonesian Heritage

Candi Sumur

Candi Sumur berlokasi sekitar 100-200 m sebelah barat daya Candi Pari. Sebagaimana umumnya candi yang dibuat dari batu bata, kondisi Candi Sumur juga sudah relative rusak, tinggal sisa dari bagian dinding sebelah timur dan selatan, beserta lantai dan fondasi bangunan walaupun begitu arsitektur secara keseluruhan dari candi ini bisa nampak. Bentuknya hampir sama dengan candi periode Jawa Timur pada umumnya tinggi langsing dengan atap berbentuk persegi sedangkan bahan yang digunakan semuanya terbuat dari bata merah. Secara filosofi hal ini sangat mendukung kepercayaan yang tumbuh pada masa Majapahit bahwa hidup dan kehidupan itu berasal dari tiga unsure yaitu air, tanah dan api. Hal ini nampak pada bahan untuk mendirikan bangunan suci. Batu bata dibuat dengan bahan dasar tanah yang kemudian dicampur air dan dibakar.



Candi ini didirikan pada masa yang sama dengan Candi Pari. Lokasi Candi Sumur ini hanya berjarak ± 100 meter dari Candi Pari. Ukuran candi ini lebih kecil, kira-kira hanya setengah dari Candi Pari dan hanya berhasil dipugar separuhnya saja. Tak heran ketika pertama kali melihat candi ini timbul tanda tanya akan bentuknya yang aneh tersebut. Sisi dinding yang tegak hanyalah sebagian saja yang tentunya hal ini rawan terhadap runtuhnya bangunan tersebut apabila dibiarkan begitu saja. Untuk menghindari dari runtuhnya bagian tersebut pada bagian dalam dibangun  kerangka dari semen yang berfungsi sebagai penopang dan pengikat susunan badan candi yang masih ada.


Pada bangunan candi ini juga tidak ditemukan ukiran atau relief-relief yang menghias dinding atau kaki candi. Bentuk unik hanya terlihat dari susunan anak tangga yang berada di sisi selatan candi. Anak tangga ini cukup curam dan tidak memiliki dinding tangga di bagian sisinya, dan penyusun anak tangga tidak tersusun rata dan rapi. Candi Sumur tampak jelas mengalami renovasi, namun batu-batu penyusun candi nampak belum diatur dengan rapi dan ditambah dengan batu-batu pengganti untuk sisi-sisi yang hilang.
Bentuk candi yang berhasil direnovasi juga belum mampu memberikan gambaran secara lebih jelas dan pasti bentuk arsitektur keseluruhannya. Pada bagian atas tepat di tengah terdapat sumuran (karena itu disebut Candi Sumur, biasanya lubang tersebut dipergunakan sebagai wadah peripih atau tempat untuk menyimpan relik bangsawan atau raja yang didharmakan. Kajian ulang terhadap arsitektur bangunan Candi Sumur ini nampaknya perlu dilakukan secara lebih terperinci lagi, sehingga bagian-bagian yang berongga dari dinding candi bisa diisi dengan batu-batu pengganti yang nantinya akan memperjelas bentuk badan candi.
Menurut legenda sekitar, Candi Sumur dibangun untuk mengenang tempat hilangnya seorang sahabat/adik angkat dari salah satu putera dari Raja Majapahit yang menolak tinggal di Majapahit di kala itu. *** [290417]

Kepustakaan:
  • Endang Prasanti dalam Buletin Museum Mpu Tantular Nawasari Warta edisi Desember 2011 hal. 5 – 6.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami