The Story of Indonesian Heritage

Kota Tua di Tepian Kali Besar


Kali Besar dibangun oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen, sebagai bagian dari Kota Batavia pada abad ke-17. “Arsiteknya Simon Stevius, yang juga merancang sejumlah tempat bernama Batavia di New York, di Negara Bagian Ohio AS, dan Australia. Luas wilayah Batavia Hindia Belanda yang ia rancang tahun 1650 seluas 105 hektar. Sebelumnya, sampai Coen merebut Jayakarta pada 30 Mei 1619, luas kota Cuma 15 hektar,” tutur Kepala Unit Pelaksana Teknis Kota Tua Candrian, Kamis (3/12).
Nama Batavia dipilih petinggi di negeri Belanda untuk mengenang nenek myang bangsa Belanda yang berasal dari Jerman, yaitu Suku Batavieren.
Kini, Batavia timur lebih dikenal sebagai kawasan Kali Besar Timur, sedangkan Batavia barat lebih populer dengan sebutan Kali Besar Barat. Dua wilayah itu dibangun seperti sebuah kota kembar.
Pada 1905, Batavia dibangun kembali dengan struktur bangunan art deco. Saat itu, Kali Besar diluruskan dan dibangun kembali sehingga kapal berukuran sedang bisa kembali merapat sampai tepian Kali Besar.
Kini, mayoritas gedung tua di tepian Kali Besar renta tak terurus. Ironisnya, kalangan swasta yang masih memiliki gedung-gedung tua di kota lama Batavia, lanjut Candrian, sengaja membiarkan bangunan gedung hancur. “Mereka berharap, setelah gedung lama hancur, bisa membangun gedung baru,” katanya.

Sumber:
  • KOMPAS edisi Senin, 7 Desember 2009


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami