The Story of Indonesian Heritage

Menguak Cerita Terowongan Lampegan, Penyebab Mandegnya Kereta Sukabumi-Bandung

Terowongan Lampegan adalah sebuah terowongan kereta api yang berlokasi di perbatasan Kampung Lampegan dan Kampung Cikareo Kecamatan Cireunghas. Terowongan ini, menjadi salah satu penyebab tak beroperasinya kereta jurusan Sukabumi-Bandung selama satu dasawarsa terakhir. Lalu seperti apa kondisi terowongan hingga dituding sebagai penyebab terhentinya moda transportasi paling merakyat itu ?
DI Hari yang cerah kemarin, beberapa warga Kampung Lampegan duduk berkumpul di rumah Suparta (78) yang dikenal sebagai sesepuh di kampung tersebut. Sembari berkumpul mereka berbagi cerita mengenai terowongan yang disebut-sebut memiliki banyak kisah dan keunikan hingga dicap sebagai penyebab macetnya kereta Sukabumi-Bandung.
Menurut Suparta, terowongan Lampegan yang berlokasi antara perbatasan Kampung lampegan dan Kampung Cikareo Cireunghas berdiri sejak sekitar tahun 1880. Menurut cerita orang dahulu, terowongan itu diresmikan salah satu pembesar Belanda. Awalnya, terowongan ini dimaksudkan untuk mengangkut kopi, palawija dan rempah-rempah dari Sukabumi menuju Cianjur. Setelah beberapa tahun, terowongan ini diperbaiki dan direnovasi sekitar tahun 1980-an dan terakhir pada tahun 2010.
“Hal itu dilakukan setelah terjadi longsor sekitar tahun 2002 lalu. Nah karena sering longsor di dalam terowongan, maka kereta jurusan Sukabumi-Bandung lumpuh dan tak bisa beroperasi,” ujar Suparta.
Kemudian seorang kepala Stasiun Gandasoli Saripudin menuturkan, seingatnya, selama ia bekerja terowongan tersebut pernah dilakukan renovasi hanya satu kali sebelum terjadi longsor di bulan Januari 2002 lalu. “Dan kejadian itu tengah melumpuhkan operasi kereta hingga sekarang,” akunya.
Meskipun saat ini terowongan sudah direnovasi akan tetapi sampai saat ini kereta Sukabumi-Bandung belum ‘berani’ melintas kembali. Salah satunya penyebabnya ialah status terowongan tersebut yang masih dalam pengawasan. “Dikhawatirkan terjadi longsor ditengah terowongan tersebut. Sebab terowongan ini cukup panjang yakni sekitar 500 meter dan usianya pun sudah terlalu tua,” pungkasnya.(**) [MARDIAN RUDINI]

Sumber:
  • RADAR SUKABUMI edisi Selasa, 16 Oktober 2012
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami