Istana
Merdeka terletak di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, atau tepatnya
berseberangan dengan Lapangan Monumen Nasional (Monas).
Dulu,
istana ini dibangun lantaran Istana Negara yang lebih dahulu berdiri mulai
terasa sesak bila digunakan untuk pertemuan Dewan Hindia Belanda. Lalu, pada
tahun 1873 didirikan istana baru dalam kaveling yang sama dengan Istana Negara
(Istana Rijswijk). Istana baru ini memiliki luas sekitar 2.400 m², dibangun
pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal J.W. van Lansberge dengan diarsiteki
oleh Drossares.
Sebelum
dikenal sebagai Istana Merdeka, istana ini mengalami perubahan nama sesuai
dengan situasi dan kondisi di sekitar bangunan tersebut maupun karena
peruntukkannya. Awalnya, istana ini dikenal sebagai Paleis van de Gouverneur-Generaal atau tempat kediaman Gubernur
Jenderal saat menghadiri pertemuan yang digelar setiap hari Rabu. Karena tempat
tinggal sesungguhnya Gubernur Jenderal adalah Buitenzorg (kini Bogor). Lalu,
juga dikenal sebagai Istana Gambir karena memang lokasinya di kawasan Gambir.
Di istana ini pernah menjadi tempat yang penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia. Penandatangan pengakuan atas Kemerdekaan Indonesia bertempat di istana ini pada tahun 1949. Waktu itu, RI diwakili oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, sedangkan wakil Ratu Belanda adalah A.H.J. Lovink.
Dalam
suatu upacara yang mengharukan itu, bendera Belanda diturunkan dan bendera
merah putih dikibarkan. Ribuan orang memadati tanah lapang dan tangga-tangga
gedung ini diam mematung. Mereka terpaku pada tiang bendera dan meneteskan air
mata. Namun, ketika Sang Saka Merah Putih menjulang ke atas dan berkibar,
meledaklah kegembiraan mereka dan terdengar teriakan: Merdeka! Merdeka! Sejak
saat itu Istana Gambir dinamakan Istana Merdeka.
Kini,
istana ini dijadikan tempat resmi kediaman dan kantor Presiden Republik
Indonesia. *** [071212]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar