Awalnya
bentuk sepeda tidak seperti yang kita lihat seperti sekarang ini. Sepeda
berasal dari kata dalam bahasa Perancis, yaitu velocipede. Velo artinya
cepat, dan pede artinya kaki. Jadi, velocipede artinya kaki yang (melangkah)
cepat. Dinamakan demikian, karena pada waktu ditemukan bentuk sepeda adalah dua
roda yang dihubungkan dengan link dan
pengendaranya melajukan sepeda dengan kayuhan kaki pada tanah.
Sepeda
pertama di dunia mirip dengan sepeda dorong dari kayu bernama Celerifere yang ditemukan oleh Conte
Mede de Sivrac dari Perancis pada tahun 1790. Kemudian dikembangkan oleh Baron
von Drais dari Jerman pada tahun 1816 yang diberi nama Draisine.
Suatu
hari, ketika Drais bepergian dengan kereta kuda, Drais melewati sebuah jalan.
Jalan tersebut telah tertutup untuk kendaraan yang besar karena ada pohon
tumbang di jalan. Drais mendapat ide untuk membuat kendaraan kecil dengan dua
roda berderet yang dijalankan dengan kaki. Sepeda bikinan Drais kurang mendapat
sambutan yang baik sehingga tidak populer.
Lalu,
Mac Milan, seorang pandai besi berkebangsaan Inggris, mulai berpikir untuk
membuat sepeda yang lebih baik. Tak lama kemudian, Mac Milan telah membuat
sepeda yang dapat bergerak tanpa menapakkan kaki ke tanah lagi. Tetapi sepeda
ini juga tidak mendapat sambuatan yang baik. Baru pada saat Michaux dan
putranya membuat sepeda yang dijalankan dengan pedal. Sepeda buatan Michaux
memperoleh sambutan luar biasa. Dengan pedal, mengendarai sepeda menjadi lebih
ringan dan menyenangkan. Sebenarnya, sepeda buatan Michaux ini merupakan
pengembangan dari sepeda yang telah dibuat oleh Drais.
Pada
akhir tahun 1880 bentuk sepeda semakin berkembang. Roda depan dibuat lebih
besar dengan kerangka dari pipa, bantalan roda dan jeruji kawat/logam. Magey
dari Perancis menemukan bahan sepeda dari kayu, besi dan karet agar sepeda
menjadi lebih kuat dan lebih enak dilihat. Agar sepeda dapat berlari kencang,
ia memperbesar roda depannya. Bentuk sepeda juga makin cantik dan dapat
berlarilah kencang. Banyak orang membanggakan kecantikan dan kecepatan sepeda
mereka. Akan tetapi, sepeda yang semula dibuat supaya lebih mudah dikendarai
telah berubah menjadi sepeda yang berbahaya bagi wanita dan orangtua.
Sepeda
aman (safety bicycle) pertama dibuat
dan diproduksi secara massal oleh pabrik di Inggris pada tahun 1885, di mana
kedua rodanya dibuat sama besar dan pedal dengan roda belakang dihubungkan
dengan rantai. Roda sepeda dilengkapi dengan ban luar dan ban dalam dari bahan
karet alam dan ban dalam diisi udara. Mulanya, ketika Starley dan Sutton, dua
orang berkebangsaan Inggris, memasang roda ukuran sama pada sepeda tipe safety, orang-orang yang melihat sepeda
itu hanya mencemooh. Mereka memutar otak untuk mencari cara supaya orang-orang
dapat mengetahui kehebatan sepeda safety.
Setelah melalui proses yang panjang, sepeda akhirnya menjadi kendaraan yang
aman untuk dikendarai, berpenampilan cantik dan juga cepat.
Bentuk
sepeda seperti sekarang berasal dari tahun 1895 dan kurang lebih 10 tahun
kemudian sepeda dimodernisir dengan free
wheel rem tromol dan torpedo.
Pada
zaman pendudukan Jepang (1942-1945) di negara kita, penduduk di kota-kota kecil
dan desa banyak menggunakan sepeda dengan ban mati dari karet pejal/utuh, mengingat sangat mahalnya
harga ban berisi udara karena masih diimpor dari luar negeri.
Sejak
awal kemerdekaan, sepeda merupakan alat transportasi barang kebutuhan hidup
sehari-hari antar kota dan desa yang letaknya berdekatan dan di daerah
pedalaman.
Kini
status sepeda tidak hanya sebagai alat transportasi orang maupun barang,
melainkan ada yang menjadikan sepeda sebagai barang klangenan atau barang yang disayangi ( a beloved thing) menyangkut modelnya, keaslian pembuatannya,
riwayat dan kenangannya sehingga nilainya menjadi relatif tinggi, bahkan ada
yang mempercayai bahwa sepeda tersebut membentuk status sosial tersendiri bagi
pemiliknya. ***
Kepustakaan:
Annia Kissanti, 2009, Ensiklopedi Asal-Usul,
Bantul: Araska
Soeprapto dalam Buletin Museum Mpu Tantular “Nawasari
Warta” Edisi Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar