Desa
Gamong merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kaliwungu,
Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Topografi ketinggian desa ini adalah
berupa dataran rendah, yaitu sekitar 17 meter di atas permukaan air laut. Berdasarkan
keadaan geografis desa, suhu rata-rata antara 28° - 32° C.
Berdasarkan
data administrasi pemerintahan Desa Gamong tahun 2010, jumlah penduduknya
adalah 2.995 orang dengan luas wilayah 205,994 hektar. Desa Gamong terdiri atas
dua dusu, yaitu Dusun I atau Dusun Lor
Kali, karena terletak di sebelah utara sungai, dan Dusun II atau Dusun Kidul
Kali, karena berada di sebelah selatan sungai. Sebagian besar penduduknya
bermatapencaharian sebagai wiraswasta, dan sebagain yang lain bertani.
Jarak
tempuh Desa Gamong ke ibu kota Kecamatan Kaliwungu yaitu sekitar 5 kilometer.
Sedang jarak ke ibu kota Kabupaten Kudus adalah sekitar 10 kilometer.
Secara
administratif, Desa Gamong dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah
utara berbatasan dengan Desa Sidorekso. Di sebelah barat berbatasan dengan Desa
Sidorekso. Di sisi selatan berbatasan dengan Desa Banget, sedangkan di sisi
timur berbatasan dengan Desa Kedungdowo.
Dalam
Profil Desa Gamong, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus diceriterakan bahwa pada
zaman dahulu, sekitar tahun 1650, ada salah satu murid Sunan Gunung Jati yang
bernama Satiran. Ia berasal dari Cirebon, dan mendapat tugas untuk pergi ke Demak.
Sesampainya
di Demak, ia menemui Raden Ngabei Demak, dan usai bertemu, ia mendapat tugas
untuk pergi ke Kudus. Sampai di daerah Kliwon, ia berhasil memberantas begal (perampok) yang sering mengganggu
di sekitar desa tersebut. Keberhasilan menumpas gerombolan begal ini, ia diberi
gelar Raden Ngabei Tunggul Ulung.
Konon
di Kliwon tersebut, ia melakukan semedi agar mendapatkan wangsit, dan wangsit yang
didapat adalah agar ia pergi barat dan membuka daerah tersebut. Lalu,
pergilah ia ke arah barat dan akhirnya menemukan sebuah tempat yang ada dalang
wangsit tersebut. Seterusnya ia mulai membuka daerah tersebut.
Satiran
mempunyai dua orang istri, yaitu Nyi Mintarsih berasal dari Demak, dan Nyi
Sedah Trembuyung dari Kudus. Ia begitu menyayangi kedua istrinya, dan
kasih sayangnya ia tunjukkan dengan cara selalu membimbing dan menjaga,
yang dalam bahasa Jawa disebut ngemong,
hingga akhir wafatnya.
Karena
ia selalu ngemong tersebut maka
disebutlah ia dengan sebutan Ki Gede
Gamong Ato, danyang gamong, akhirnya daerah tersebut dinamai Desa Gamong sampai sekarang. Adapun
petilasan terakhir atau makam danyang
gamong ada dua, yaitu berada di Pasar Kliwon dan yang satunya diyakini berada
di Pasar Johar Semarang. Dalam versi lain, danyang
gamong disebutkan bernama Noro Sumo dengan gelar Syeh Muttakin. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar