JAKARA,
KOMPAS – Macan raksasa diyakini pernah hidup pada masa 1,8-0,9 juta tahun yang
lalu. Temuan tulang paha jenis karnivora ini di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah,
menggeser keyakinan selama ini mengenai macan yang mulai hidup pada masa
0,7-0,3 juta tahun yang lalu.
“Penemuannya
sudah lebih dari dua tahun lalu pada 2011, tetapi kami belum pernah
mempublikasikannya. Saat ini tulang yang kekar itu juga masih berada di
konservasi dan belum dipajang untuk dilihat masyarakat,” ujar Direktur
Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Harry Widianto di Jakarta, Selasa (15/4).
Penemuan
ini dahsyat karena selama ini orang mengira tidak pernah ada macan pada masa Homo erectus archaic (usia tertua). Tim
dari situs Sangiran menemukannya di lempung hitam formasi Pucangan (Sangiran
rawa). “Ini adalah penemuan pertama. Otentik sekali. Ini adalah macan yang
usianya sangat tua. Kami sudah cek dan konfirmasi kepada
palaeontolog-palaeontolog dunia, dan mereka membenarkan,” kata Harry.
Pada
masa archaic itu, semula diyakini
terdapat beberapa jenis hewan, sangat sedikit, ketika manusia mulai mengenal
peralatan dari batu. Hewan yang hidup pada masa itu antara lain Mastodon sp (gajah purba tertua, 1,5
juta tahun) dan Stegodon sp (gajah,
0,8 juta tahun). Pada masa itu, rawa-rawa lebih dominan daripada tanah.
Setelah manusia berevolusi hingga masa keemasan pada
0,7-0,3 juta tahun yang lalu, muncullah banyak sekali hewan, antara lain Elephas namadicus (gajah, 0,4 juta
tahun), Hippopotamus sp (kuda nil,
0,7 juta tahun), Cervidae (kijang,
rusa), Bovidae (sapi, kerbau,
banteng), Rhinoceros sp (badak), dan Suidae (babi). Pada masa ini Sangiran
sudah menjadi hutan terbuka akibat endapan materi-materi kerikil, pasir, dan
gamping yang menutupi seluruh rawa hingga mengeras.
“Menemukan
paha saja rasanya luar biasa senangnya karena susah sekali bisa menemukan lagi.
Tulang belulang sudah tercerai-berai, terkena erosi, dan lain-lain. Namun, kami
terus berharap ada data baru sehingga ada kemajuan teori. Seperti ditemukannya
paha macan ini, kan, mengubah teori yang terbangun selama ini,” papar Harry.
Arkeolog
Universitas Indonesia, hasan Jafar, menegaskan soal temuan-temuan baru yang
mungkin terjadi. Ia mencontohkan goa-goa kapur yang belum lama ditemukan di
Jawa Barat. “Masih mungkin ditemukan fosil lain yang bisa sangat mencengangkan.
Soal pertanggalannya, kan, ada metodenya, seperti juga dipakai dalam geologi,”
terang Hasan.
Hasan
menambahkan, kondisi dan kehidupan masa prasejarah bisa direkonstruksi dengan
detail itu salah satunya dari temuan-temuan fosil. (IVV)
Sumber: KOMPAS Edisi Rabu, 16 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar