Pesona
kawasan kota tua di Gresik memang mengasyikan. Deretan bangunan kuno dengan
nuansa dan arsitektur Arab, Tionghoa dan era kolonial Belanda membuat
keingintahuan kita timbul. Salah satunya adalah Klenteng Kim Hin Kiong.
Klenteng
Kim Hin Kiong terletak di Jalan Dr. Setia Budi Gang Klenteng No. 56 Kelurahan
Pulo Pancikan, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Lokasi
ini cukup tersembunyi di sebuah gang di tengah kawasan perkampungan pecinan,
yang sekarang mulai berbaur dengan perkampungan Arab, dan tidak begitu jauh
dengan alun-alun Kota Gresik.
Klenteng
ini merupakan klenteng tertua di Jawa Timur, yang sudah ada pada zaman
Majapahit. Usianya diperkirakan mencapai 374 tahun. Konon, klenteng ini
dibangun oleh orang-orang Tiongkok yang merantau, dan kemudian menetap di Gresik. Para perantau yang akhirnya
menetap untuk berdagang itu mendatangkan tukang insinyur langsung dari
Guandong, Tiongkok. Kala itu, Kota Gresik merupakan kota pelabuhan tempat
merapat bagi kapal-kapal besar seluruh penjuru dunia untuk memperdagangkan
barang dari negaranya, seperti kain sutra, karpet, komoditas pertanian dan
lain-lain.
Klenteng Kim Hin Kiong tidaklah begitu besar, akan tetapi arsitekturnya yang khas didominasi oleh warna merah dan kuning. Di bagian depan terdapat gerbang yang kecil dan tidak begitu tinggi yang bertuliskan Tempat Ibadat Tri Dharma Gresik Kim Hin Kiong, serta di sebelah kiri dan kanannya terdapat pagoda. Selain itu, juga ada dua patung singa (cok say).
Di
ruang utama, terdapat altar untuk memuja Thian San Seng Boo yang berwujud arca
yang di sekelilingnya diberi ornamen dan perlengkapan sembahyang dengan aroma
asap dupa. Aneka lampion turut serta menghiasi bagian atas. Sedangkan, di
bagian depan sisi tengahnya ada hiolo yang lumayan besar berwarna keemasan. Di
samping kiri kanan hiolo terdapat
ornamen kepala naga yang ditopang oleh empat kaki hiolo.
Di
bagian kanan dari pintu gerbang, sebelum memasuki ruang utama, juga terdapat
altar pemujaan. Sedangkan di sebelah kiri dari bangunan utama klenteng,
terdapat halaman yang diperuntukkan parkir yang dilengkapi dengan sarana untuk
menampilkan wayang po te hi.
Meski
klenteng ini telah berusia tua, namun bila dibandingkan dengan bangunan cagar
budaya lainnya yang ada di Kota Gresik, klenteng ini masih cukup terawat, Hanya
saja, selama penulis berkunjung ke klenteng ini tampak sepi dari penganut Tri
Dharma yang melakukan sembahyang di klenteng ini. *** [250414]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar