Berkesempatan
diajak berkeliling di Jember oleh salah seorang staf pengajar di Universitas
Jember begitu menyenangkan. Selain mengenal sisi Kota Jember juga berkesempatan
mengunjungi gedung Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas
Jember.
Gedung
LPM Univeristas Jember terletak di Jalan Veteran No. 3 Kelurahan Jember Lor,
Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Lokasi LPM ini tepat
berada di belakang Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka) Jember.
Menurut
informasi yang didapat, gedung LPM ini dulunya adalah Hollandsche Societeit te Djember yang dibangun oleh NV. Landbouw Maatschappij Oud Djember, yang kini
menjadi Puslit Koka Jember. Ketika Besoekisch
Proefstation Djember ini
didirikan, maka di tempat ini juga didirikan sebuah gedung Societeit yang merupakan pusat pertemuan orang-orang Belanda di
Kota Jember dan sekitarnya.
Kehadiran Besoekisch Proefstation dan Societeit Jember seiring dengan proses ekspor-impor yang begitu besar di wilayah ini dengan munculnya sejumlah perusahaan perkebunan partikelir di daerah Jember. Kenyataan ini pada akhirnya menyebabkan jumlah orang dari negeri Belanda semakin tahun semakin meningkat untuk berdatangan ke wilayah Jember ini. Wilayah permukiman orang-orang Belanda kemudian bermunculan di sepanjang jalan protokol Kota Jember, yang sekarang lebih dikenal dengan nama Jalan Gajah Mada. Permukiman di wilayah ini dihuni oleh orang-orang Belanda yang bekerja di berbagai perusahaan perkebunan partikelir dan yang bekerja di instansi pemerintahan kota.
Tak
bisa dipungkiri, munculnya permukiman orang-orang Belanda akibat hadirnya
sejumlah perusahaan perkebunan milik orang Belanda, dirasa perlu untuk
mengakomodir kebutuhan akan tempat berkumpul atau hiburan bagi orang-orang
Belanda tersebut. Sebagai realisasi, NV. Landbouw Maatschappij Oud Djember (NV. LMOD) mendirikan Societeit Jember.
Banyak
acara yang digelar di Societeit
tersebut. Petinggi-petinggi Jember kala itu, seperti Controleur, Asisten Residen, maupun orang penting lainnya kerap mengadakan pesta atau pelbagai
acara yang diselenggarakan di Societeit ini.
Gedung ini memang dulu menjadi gedung andalan untuk kegiatan ala Barat pada
masanya karena segala fasilitas yang dimilikinya, seperti pemutaran film Barat,
dansa, bilyar, maupun bowling.
Bahkan, pada tahun 1880, Hendrikus Hubertus van Kol, seorang politikus
sosialis, pernah berdebat hebat dengan para lawan politiknya yang anti-sosialis
di gedung ini. Juga, pada 10 Desember 1910 pernah diadakan rapat umum oleh Vereeniging Besoekisch Proefstation
(VBP) atau Perkumpulan Besoekisch
Proefstation. Rapat tersebut bersifat wajib dan tertutup, dihadiri oleh
delapan administrateur perkebunan,
yaitu D. Birnie, T. Ottolander, A.H. Loeff, E. Du Bois, A.H. Clignett, J.W.
Folkersma, J. Kroese dan G.G. Schrieke dengan pimpinan rapat D. Birnie.
Tidak
salah kemudian manakala berlangsung proses nasionalisasi, gedung Societeit merupakan gedung yang pertama
kali diambil alih oleh rakyat Jember. Sebuah tempat yang dianggap manifestasi
diskriminasi oleh rakyat Jember.
Sejak
itu pula, gedung ini sering mengalami pergantian nama maupun peruntukkannya. Gedung
ini pernah menjadi Kampus Universitas Tawang Alun yang menjadi cikal bakal akan berdirinya Univeristas
Jember, hingga akhirnya setelah Universitas Jember menempati kompleks gedung
yang baru, maka gedung ini dijadikan gedung LPM Universitas Jember sampai
sekarang. *** [090814]
untuk mengembangkan channel youtube saya...Hadhie Entertainment...saya sangat tertarik pada aspek heritage, khususnya ttg Jember. saya mohon ijin untuk mengcopy teks sbg narasi tulisan ataupun suara, karena akan menampilkan kondisi gedung Sociteit saat ini....Salam hormat
BalasHapus