Pulau
Sanana merupakan salah satu gugusan kepulauan Sula yang lokasi berada di
sebelah selatan Pulau Mangola. Kepulauan Sula sendiri secara administratif
masuk ke dalam Maluku Utara. Sesuai dengan geografisnya yang merupakan
kepulauan, wisata pantai mendominasi keindahan alamnya. Tak kalah dengan Pulau
Halmahera, Pulau Ternate, Pulau Tidore, maupun Pulau Bacan, Pulau Sanana juga
meninggalkan jejak sejarah dengan adanya benteng De Verwachting.
Benteng
De Verwachting terletak di Kelurahan Sanana, Kecamatan Sanana Utara, Kabupaten
Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara. Lokasi benteng ini berada tepat di depan
pelabuhan Sanana yang berada di pusat kota.
Dari
sebuah catatan yang terdapat di benteng tersebut, dijelaskan bahwa pada tahun
1623, warga Ternate diperkirakan membangun satu benteng kecil yang dikenal
dengan nama Het Klaverblad. Namun,
baru pada tahun 1688 ada catatan sejarah tentang benteng Het Klaverblad yang
letaknya di Kepulauan Sulu, tepatnya di Pulau Sanana.
Kemudian pada 24 Desember 1736, yaitu masa pemerintahan Amir Iskandar Zulkarnain Saifuddin (1714-1751), benteng kecil Het Klaverblad diperbaharui dan kemudian diberi nama De Verwachting. Amir Iskandar Zulkarnain Saifuddin – putra tertua Rotterdam dari istri keempatnya, Sayira – adalah Sultan Ternate ke-14. Amir Iskandar Zulkarnain Saifuddin lahir di Ternate pada 1680 dan lebih dikenal dengan nama Raja Laut, yang diberikan ayahnya. Ia juga dikenal dengan nama Kaicil Sehe.
Pemugaran
benteng tersebut di bawah pengawasan seorang opsir VOC, Victor Moll. Pemugaran
ini memanfaatkan tenaga orang-orang Ternate, yang kemudian mereka memahat
dinding benteng tersebut dengan hiasan-hiasan bercirikan Ternate.
Tulisan-tulisan pada gerbang dan dinding benteng juga dalam bahasa Melayu. Pada tahun 1790-an, catatan sejarah VOC di akhir abad ke-18 menyebut benteng ini sebagai benteng Alting, menurut nama seorang wali VOC yang memegang tampuk pimpinan antara 1780-1797.
Benteng
De Verwachting pernah dipugar oleh Pemerintah RI melalui Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Maluku Utara pada tahun 2007. Kemudian direnovasi lagi oleh
Balai Pelestarian Cagar Budaya Ternate pada tahun 2013 yang pemugarannya
dilaksanakan pada September sampai dengan Desember. Renovasi yang dilakukan
masih sebatas mengarah ke fisik bentengnya saja, seperti perbaikan plester
dinding, perbaikan dudukan meriam, pemasangan paving blok pada jalur patrol,
pembuatan rabat beton pada dinding luar benteng, dan perbaikan dua buah bangunan
penunjang yang ada di dalam benteng.
Benteng
dengan luas 2.750 meter persegi ini terbilang masih relatif utuh dengan 4
bastion dan 2 menara pengintai. Tinggi dinding benteng kurang lebih 4 meter.
Pintu masuk benteng ini berbentuk lengkung.
Dulu,
benteng ini pernah dipakai sebagai markas Koramil dan Kodim Sanana, namun
sekarang ini sudah dikosongkan. Lalu, dua bangunan penunjang yang ada di dalam
benteng tersebut saat ini digunakan sebagai Kantor Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Sula, dan di depan benteng menjadi sarana
olahraga penduduk sekitar benteng. ***
terima kasih informasinya..boleh ditampakkan prasasti yang di atas pintu masuk gerbang utama? terima kasih..
BalasHapus