The Story of Indonesian Heritage

Benteng Oranje Ternate

Berkeliling Kota Ternate bisa menjadi yang menyenangkan selama di sana. Banyak obyek wisata bisa dikunjungi di Kota Ternate. Salah satunya adalah benteng Oranje (Fort Oranje).
Benteng Oranje terletak di Jalan DR. Hasan Boesoiri, Kelurahan Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Lokasi benteng ini berada kawasan komersial dari pusat Kota Ternate.
Menurut sejarahnya, kehadiran benteng ini tidak terlepas dari hasil bumi yang ada di sana, yaitu rempah-rempah. Diawali dengan kedatangan seorang Laksamana VOC bernama Kornelis Matelief de Jonge pada tahun 1607 yang berdalih ingin membantu Sultan Ternate untuk mengusir bangsa Spanyol dari Ternate. Atas keberhasilannya tersebut, de Jonge mendapat izin dari Sultan Ternate untuk mendirikan sebuah benteng di tempat yang sama dengan Benteng Malayo, sebuah benteng peninggalan Portugis. Selain itu, Sultan Ternate juga memberi izin kepada VOC untuk melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah kekuasaan Kesultanan Ternate.


Langkah pertama Laksamana Matelief de Jonge adalah mendirikan sebuah benteng di sekitar Kampung Melayu, dan meminta jogugu Hidayat agar mengerahkan ratusan orang Ternate dan Jailolo untuk bekerja setiap hari membantu membangun benteng tersebut. Benteng Oranje ini didirikan di atas bekas benteng tua yang dulunya dibangun oleh Portugis.
Ketika pembangunannya selesai pada tahun 1609, benteng ini dihuni 150 serdadu dengan lima perwira dan merupakan garnisun Belanda pertama di Maluku. Kemudian benteng ini namanya diubah menjadi Benteng Oranje oleh penguasa Belanda kala itu, Francoise Wittert. Namun demikian nama Benteng Malayo masih tetap digunakan hingga beberapa tahun kemudian. Dulu dinamakan benteng Malayo karena lokasi berdiri benteng tersebut berada di kawasan sekitar pemukiman Melayu. Konon, orang Melayu telah berada di Ternate sejak abad ke-14 untuk berdagang.
Pada tanggal 17 Februari 1613, ketika Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama, Dewan Komisaris VOC di Belanda menetapkan kawasan Maluku sebagai pusat kedudukan resmi VOC dan Benteng Oranje ini menjadi pilihan tempat tinggal resmi para Gubernur Jenderal VOC. Pieter Both dan beberapa Gubernur Jenderal setelahnya pernah tinggal di benteng ini.


Benteng Oranje yang berbentuk trapesium ini berdiri di atas lahan seluas 12.680 m² dan mempunyai 4 buah bastion pada setiap sudutnya. Ketinggian tembok benteng ini sekitar 5 meter dengan kemiringan 4 derajat. Ketebalan tembok luar bangunan benteng ini sekitar 1 meter. Sedangkan, tembok bagian dalam benteng memiliki ketebalan 0,75 meter.
Di atas tembok benteng ini terdapat rampart atau jalan keliling yang menghubungkan keempat bastion di tiap sudutnya. Rampart ini berada pada ketinggian sekitar 3,5 meter dari tanah dan mempunyai jarak sekitar 1,1 meter dari ketinggian dinding tembok.
Pada kedua sudut bagian dalam dari bastion yang terletak di sisi Barat Laut dan Timur Laut terdapat ramp berukuran 15 x 3 meter menuju ke bagian atas bastion. Selain itu terdapat juga 2 buah tangga yang berbentuk setengah melingkar pada bagian dalam pintu gerbang utama dan pada bastion di sisi Barat Daya. Sedangkan, di atas pintu gerbang utama terdapat lonceng besar yang ditopang oleh dua balok kayu besar. Semula lonceng buatan Perio Diaz Bocarro tahun 1603 ini didatangkan langsung dari Portugal, dan ditempatkan di benteng Gamlamo. Akan tetapi, ketika Portugis meninggalkan Ternate, lonceng tersebut sempat dipindahkan VOC dan digantung di pintu masuk benteng Oranje. Hingga 1950 lonceng ini masih terpasang di sana, dan sejak 1951 dipindahkan dan disimpan pada gereja Katolik (Gereja Batu) di Ternate. *** [161014]
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami