Sesudah
tahun 1880, ada pergeseran dalam strategi pertahanan di Jawa. Sistem
pertahanannya dialihkan kepada musuh dalam negeri dan bukan dari serbuan bangsa
Eropa (Portugis, Inggris, dan sebagainya) seperti masa lalu. Untuk menjaga
pertahanan di daerah pedalaman P. Jawa maka dipilih kota-kota garnizun pada
tiap-tiap provinsi. Malang untuk Provinsi Jawa Timur. Magelang untuk Provinsi
Jawa Tengah, dan Bandung dengan garnizun di Cimahi untuk Jawa Barat.
Garnizun
secara harafiah berarti kelompok pasukan dalam jumlah besar yang menetap dalam
sebuah kota atau benteng. Jadi, Kota Garnizun secara harafiah bisa berarti
sebuah kota di mana terdapat kelompok pasukan dalam jumlah besar yang menetap
di kota tersebut.
Magelang
pada awalnya bukan dirancang sebagai kota militer, tapi baru kemudian hari
dijadikan kota garnizun dan sekaligus sebuah pusat pendidikan militer. Di
Magelang, kompleks militernya dibangun pada salah satu sisi kota, yaitu di
sebelah utara. Kompleks garnizunnya pada tata ruang kota secara keseluruhan
tidak mendominasi sebagai kota tersendiri atau bagian kota yang khusus. Hal ini
disebabkan oleh karena pada waktu garnizun dibangun, pemerintah setempat telah
memutuskan, akan melanjutkan pembangunan berdasarkan karakteristik berdasarkan
jalan kota yang sudah ada.
Kompleks militer yang menjadi bagian dari Kota Garnizun di Magelang kini berubah menjadi Kompleks Resimen Induk Kodam IV/Diponegoro, atau yang biasa dikenal dengan Rindam IV/Diponegoro. Rindam IV/Diponegoro adalah komando pelaksana yang bertugas menyelenggarakan pendidikan pertama Bintara/Tamtama, Diktuk Ba Reguler dan Dikspes Ba/Ta, menyelenggarakan dan memberikan asistensi latihan kepada satuan jajaran Kodam IV/Diponegoro. Di samping itu, juga pengajar, pengawas, pengembangan/pengaturan daerah latihan di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta serta membantu pengajar pembinaan satuan jajaran Kodam IV/Diponegoro.
Kompleks
militer ini memiliki lahan yang begitu luas sehingga membentuk sebuah kawasan
tersendiri. Bila berkunjung ke kompleks militer ini, Anda akan menyaksikan
sejumlah bangunan heritage yang di
dalam kompleks tersebut. Salah satunya adalah Rumah Dinas Rindam IV/Diponegoro
yang terletak di Jalan dr. Koesen Hirohoesodo Timur, RT. 02 RW. 01 Kelurahan
Gelangan, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
Lokasi ini tepat di sebelah timur lapangan Rindam IV/Diponegoro.
Nama
Jalan dr. Koesen Hirohoesodo Timur merupakan nama nama jalan baru pengganti
dari nama Jalan Kesatrian Wetan yang pada masa Hindia Belanda dikenal dengan Ooster-Kampemenstlaan. Penggantian nama
jalan ini diresmikan pemakaiannya oleh Walikota Sigit pada hari Minggu, 17
Agustus 2014 usai upacara HUT RI ke-69 di Kota Magelang. Brigjend Dr. Koesen
Hirohoesodo merupakan mantan dokter pribadi Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Dia selalu mendampingi Jenderal Soedirman selama memimpin perang gerilya
melawan Belanda pada tahun 1948 hingga tahun 1950.
Rumah
Dinas Rindam IV/Diponegoro ini merupakan salah satu fasilitas militer yang terdapat
di kompleks Rindam IV/Diponegoro. Rumah Dinas ini acapkali menjadi perhatian
bagi orang yang melintas di timur lapangan Rindam IV/Diponegoro lantaran bentuk
arsitekturnya yang khas. Oleh masyarakat sekitar, rumah dinas tersebut dikenal
dengan nama Pondok Sriti.
Menurut
catatan sejarah yang ada, Pondok Sriti ini dibangun pada tahun 1900-an.
Bangunan Pondok Sriti yang sekarang menjadi Rumah Dinas IV/Diponegoro ini
dulunya merupakan bangunan de Hoofdwacht
Militaire Auditie atau Markas Pengawas Militer di zaman kolonial Belanda.
Bangunan
seluas 963 m²
ini merupakan bagian dari fasilitas militer yang ada di kompleks militer yang
telah dibangun oleh Jenderal Hendrik Merkus Baron de Kock setelah memindahkan
markas besar tentara dari Surakarta ke Magelang pada tanggal 13 Maret 1828 guna
memadamkan Perang Jawa (1825-1830).
Menilik
tahun pembuatannya, bangunan Pondok Sriti manandai gaya arsitektur periode
peralihan. Perubahan gaya arsitektur pada zaman peralihan atau transisi (antara
tahun 1890 sampai tahun 1915) merupakan peralihan dari gaya arsitektur Indische Empire (abad 18 dan 19) menuju
arsitektur Kolonial Modern (setelah tahun 1915). Dalam disertasi Dr. Charles
Thomas Nix (1949), yang berjudul Bijdragen
Tot Vormleer Van De Stedebouw In Het Bijzonder Voor Indonesia (Sumbangan
Tentang Pengetahuan Bentuk Dalam Perancangan Kota Terutama di Indonesia)
dijelaskan bahwa gaya arsitektur transisi (1890-1915) itu sebagai jiplakan gaya
arsitektur Romantiek di Eropa.
Kepustakaan:
Handinoto, 2004. Kebijakan
Politik dan Ekonomi Pemerintah Kolonial Belanda yang Berpengaruh pada Morfologi
(Bentuk dan Struktur) Beberapa Kota di Jawa, dalam Dimensi Teknik
Arsitektur Vol. 32 No. 1, Juli 2004.
Samuel Hartono dan Handinoto, 2006. ‘Arsitektur Transisi” di Nusantara dari
Akhir Abad 19 ke Awal Abad 20, dalam Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 34 No.
2, 2006.
http:/id.m.wikipedia.org/wiki/Resimen_Induk_Kodam_IV/Diponegoro
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
BalasHapusAlhamdulillah saya sekeluarga yang sekarang menempati asrama pondok sriti
BalasHapus