Sebelum
mengunjungi Waduk Lalung, penulis bersama kedua anak perempuannya terlebih dulu
mengunjungi sebuah waduk yang berada di daerah Delingan, Karanganyar. Waduk
tersebut bernama Waduk Tirtomarto, atau dikenal luas sebagai Waduk Delingan.
Waduk
ini terletak di Jalan Raya Karanganyar-Mojogedang, Desa Delingan, Kecamatan
Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi waduk ini
dekat dengan Wana Wisata Gunung Bromo Karanganyar.
Waduk
Tirtomarto dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda mulai tahun 1920 dan selesai
pada tahun 1923. Waduk ini memiliki elevasi puncak 179 meter, dan mempunyai
daerah muka air seluas 47 hektar (normal) dan 50 hektar (banjir) dengan volume
efektif 2,07 juta meter kubik serta mampu mengairi areal persawahan seluas
10.000 hektar.
Waduk ini pernah direhabilitasi pada 8 Maret 1999 pada Proyek Pembangunan dan Konservasi Sumber Air (PKSA) Bengawan Solo Departemen Pekerjaan Umum (DPU). Pekerjaan tersebut meliputi perbaikan tubuh bangunan dan pintu pelimpahan air waduk. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kondisi Waduk Tirtomarto dengan daerah tangkapan air (DTA) seluas 1.200 hektar tersebut saat ini cukup memprihatinkan dilihat dari kontinuitas ketersediaan air. Hal ini dikarenakan terjadinya sendimentasi pada waduk yang kurang mendapat penanganan yang serius. Waduk yang semula dapat menyediakan air sepanjang tahun tersebut, sekarang berada dalam kondisi kering pada saat musim kemarau, sehingga tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air ke daerah irigasi persawahan.
Sebenarnya,
waduk yang sekarang dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo
(BBWSBS), salah satu Satuan Kerja (Satker) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) ini,
memiliki kondisi geografis yang lumayan bagus. Waduk ini dikelilingi hamparan
perbukitan serta hijaunya pepohonan dan lahan pertanian yang memberikan
kesejukan serta keindahan pemandangan sekitar waduk. Jadi, waduk ini yang
semula dibangun untuk mencukupi kebutuhan air irigasi pertanian di daerah
Delingan dan sekitarnya, sesungguhnya bisa dikembangkan untuk kepariwisataan,
baik wisata alam maupun wisata olahraga air. Khusus untuk olahraga air, syarat
utamanya perlu terjaganya debit air yang cukup banyak. *** [210715]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar